AgiBot Perluas Pasar Internasional, Targetkan Amerika Utara hingga Asia Tenggara

Wait 5 sec.

AgiBot, startup embodied intelligence paling bernilai di China, meningkatkan langkah ekspansi global (foto: x @AgiBot_zhiyuan)JAKARTA — AgiBot, startup embodied intelligence paling bernilai di China, meningkatkan langkah ekspansi globalnya dengan mulai menjangkau pasar luar negeri secara agresif. Hal ini disampaikan oleh Yao Maoqing, mitra sekaligus presiden unit bisnis embodied intelligence AgiBot, dalam wawancara terbaru.Dengan valuasi mencapai 15 miliar yuan (sekitar Rp34,4 triliun), AgiBot saat ini mengoperasikan fasilitas produksi massal pertama khusus robot humanoid di Shanghai. Perusahaan ini telah memulai pengiriman produk ke pelanggan internasional sejak awal tahun ini.“Kami sekarang melakukan ekspansi strategis ke Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, Jepang, Korea Selatan, dan Asia Tenggara,” ujar Yao, dikutip VOI dari Chinadaily. “Strategi kami mengandalkan lokalisasi melalui kemitraan mendalam dengan pelaku lokal agar kami dapat benar-benar melakukan globalisasi secara efektif.”Yao menjelaskan bahwa seperti banyak produk teknologi China lainnya, robot AgiBot juga telah ditempa di pasar domestik yang sangat kompetitif — pengalaman yang diyakini akan mempercepat penetrasi mereka di pasar internasional.Namun, ia mengakui bahwa pasar seperti Eropa dan Amerika Utara memiliki tantangan tersendiri. Konsumen di wilayah tersebut cenderung lebih fokus pada penerapan praktis ketimbang daya tarik teknologi baru. “Mereka lebih menekankan kesiapan teknologi, pengembalian investasi yang nyata, serta efisiensi dan pengurangan biaya operasional,” ungkap Yao.Mengandalkan pengalamannya di perusahaan seperti pembuat mobil listrik Nio, Yao tetap optimistis terhadap potensi dampak robot humanoid dalam operasi industri. “Kami melihat prospek yang menjanjikan. Pada paruh pertama tahun ini, kami sudah mengamankan kontrak untuk skenario manufaktur fleksibel dan berharap bisa menampilkan studi kasus konkret dalam waktu satu tahun ke depan,” tambahnya.Dalam pengujian, sistem AgiBot telah mampu menyelesaikan 10.000 operasi berturut-turut tanpa kesalahan — tingkat keandalan yang mendekati standar manusia dalam lingkungan terkendali. Versi generasi berikutnya dari robot AgiBot juga akan dilengkapi dengan fitur-fitur baru, seperti kemampuan “hot-swapping” baterai tanpa mematikan sistem dan pengisian daya otomatis yang menyerupai robot vakum rumah tangga modern — demi menjamin waktu operasional tanpa henti.Pencapaian besar terbaru AgiBot adalah kontrak senilai 78 juta yuan dari raksasa telekomunikasi China Mobile pada awal Juli lalu. Kontrak ini mencakup pengembangan dan implementasi robot humanoid bipedal yang dirancang khusus untuk melayani pelanggan di pusat layanan dan toko ritel China Mobile. Robot-robot tersebut akan menjalankan tugas-tugas seperti menyambut pelanggan dan memberikan penjelasan interaktif.Kesepakatan dengan China Mobile menunjukkan bahwa teknologi AgiBot telah sampai pada tahap penerapan nyata di lingkungan layanan publik.Di tingkat nasional, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China menargetkan pembentukan sistem inovasi untuk robot humanoid pada 2025, termasuk terobosan dalam teknologi inti untuk menjamin pasokan komponen yang aman dan efektif. Pada 2027, China menargetkan terbentuknya rantai industri dan pasokan robot humanoid yang aman dan andal serta integrasi produk terkait ke dalam ekonomi riil.Qiao Hong, akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, menyatakan bahwa China telah mencatat kemajuan luar biasa dalam bidang robotika dan AI. “Dalam tiga tahun terakhir, lebih dari separuh instalasi robot industri global berasal dari China. Bahkan, robot eksplorasi bulan kami berhasil membawa pulang sampel tanah bulan,” ujarnya.Qiao menyebut robot humanoid sebagai bidang yang sangat menjanjikan. “China kini telah memiliki fondasi teknologi inti untuk produksi massal sistem robotik berkinerja tinggi dan hemat biaya,” tutupnya