CEO Meta, Mark Zuckerberg (foto: x @Jubayer7792821)JAKARTA - Meta Platforms Inc. mengumumkan rencana penjualan aset pusat data senilai 2,04 miliar dolar AS (Rp33,4 triliun) sebagai bagian dari strategi baru untuk berbagi beban biaya infrastruktur kecerdasan buatan (AI). Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan Meta dan perusahaan teknologi besar lainnya yang selama ini dikenal membiayai pertumbuhan mereka secara mandiri.Dalam laporan kuartalannya yang dirilis Jumat 1 Agustus, Meta menyebut bahwa mereka telah menyetujui rencana pada bulan Juni untuk melepas sebagian aset pusat data dan mengklasifikasikannya sebagai “held-for-sale” (aset yang akan dijual). Aset tersebut mencakup tanah dan proyek konstruksi pusat data yang diperkirakan akan disumbangkan ke pihak ketiga dalam waktu 12 bulan mendatang sebagai bagian dari pengembangan bersama pusat data.Langkah ini bertujuan untuk menarik mitra keuangan eksternal dalam pembangunan pusat data yang akan digunakan mendukung pengembangan teknologi AI generatif. Perusahaan media sosial ini menyatakan bahwa walaupun sebagian besar belanja modal masih akan didanai secara internal, proyek-proyek tertentu dapat menarik pembiayaan eksternal yang signifikan untuk memberi fleksibilitas jika kebutuhan infrastruktur berubah di masa depan.“Kami tengah menjajaki cara untuk bekerja sama dengan mitra keuangan guna mengembangkan pusat data bersama,” kata Susan Li, Chief Financial Officer Meta, dalam panggilan konferensi setelah laporan pendapatan pada Rabu lalu.Susan Li menambahkan bahwa belum ada transaksi yang diselesaikan sejauh ini, namun pengungkapan dalam laporan keuangan menunjukkan bahwa rencana ini semakin matang. Total aset yang kini diklasifikasikan sebagai siap dijual mencapai 3,26 miliar dolar AS per 30 Juni, berdasarkan pengajuan tersebut. Meta tidak mencatat kerugian dalam reklasifikasi ini, karena aset dinilai berdasarkan nilai tercatat atau nilai wajar dikurangi biaya penjualan, mana yang lebih rendah.Meta sendiri menolak memberikan komentar tambahan terkait kabar ini. CEO Meta, Mark Zuckerberg, sebelumnya telah menyampaikan bahwa perusahaan akan berinvestasi ratusan miliar dolar untuk membangun “supercluster” pusat data AI yang sangat besar, demi mewujudkan ambisi membangun superkecerdasan (superintelligence).“Bahkan satu kompleks pusat data ini bisa mencakup sebagian besar wilayah Manhattan,” ujarnya.Selain itu, Meta juga menaikkan proyeksi belanja modal tahunannya dari kisaran 64-72 miliar dolar AS menjadi 66-72 miliar dolar AS . Hal ini didorong oleh penjualan iklan yang lebih baik dari perkiraan, berkat peningkatan teknologi AI yang membantu dalam penargetan dan distribusi konten iklan secara lebih efisien. Peningkatan ini dinilai mampu menutupi sebagian dari melonjaknya biaya infrastruktur jangka panjang untuk pengembangan AI.Langkah Meta ini mencerminkan tren yang berkembang di kalangan perusahaan teknologi besar, yang kini mulai terbuka untuk kolaborasi eksternal demi membiayai ekspansi infrastruktur AI yang kian mahal.