Director Arista Group, Christoforis Ronny Ng. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparanArista Group semakin agresif dalam memperluas bisnis kendaraan listrik di Indonesia. Tidak hanya menjual produk kendaraan setrum, mereka juga sudah telah mengembangkan jaringan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di beberapa diler.Director Arista Group Christoforis Ronny Ng mengatakan, selain ekspansi diler dengan kemitraan bersama pabrikan, Arista Group juga mengembangkan jaringan SPKLU melalui Arista Power.“Jaringan kami sudah ada di 37 lokasi tahun ini, nah untuk charging station kami di Pluit dan BSD jadi yang terbesar. Di mana terakhir di Juli kemarin diresmikan oleh gubernur Banten di BSD sebagai salah satu stasiun pengisian terbesar,” buka Ronny saat berkunjung ke kantor Kumparan di Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).Mobil listrik BYD di diler Arista BSD City. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan“Di situ ada 3 unit sampai 180 kW jadi kita terbesar di Tangerang saat itu. Karena tidak ada yang membangun charging station seperti kita saat ini,” tambahnya.Lebih lanjut, Arista menegaskan bahwa SPKLU yang dibangun sudah terintegrasi dengan sistem PLN. Konsumen pun tidak perlu khawatir soal tarif karena biayanya sama dengan harga resmi PLN."Di BSD ini jadi public charging. Harganya pun sama dengan PLN karena kami pakai aplikasi PLN Mobile. Jadi untuk harga sama,” ujarnya.Selain itu, Arista juga fokus menghadirkan teknologi pengisian cepat atau fast charging. Mereka menilai investasi untuk slow charging lebih mudah dilakukan di tahap selanjutnya. Sehingga saat ini Arista lebih memilih investasi lebih besar dengan teknologi fast charging.Seremoni PT BYD Motor Indonesia bersama dengan PT Arista Elektrika Indonesia dari Arista Group meresmikan 9 diler serentak, salah satunya di Summarecon Bekasi, Senin (7/10/2024). Foto: Sena Pratama/kumparan“Saat ini memang kami fokus mengembangkan fast charging, jadi kami belum menggunakan yang slow charging. Karena memang slow itu investasinya gampang kita bisa setiap saat kembangkan karena cost-nya enggak besar.”Menurutnya, fast charging menjadi prioritas karena memberikan pengalaman lebih nyaman bagi konsumen. Waktu pengisian yang cepat menjadi nilai tambah bagi pengguna mobil listrik di Tanah Air.Konektor charger CCS2 di BYD Atto 1 dengan kemampuan DC fast charging. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparanSaat ini, Arista sudah menghadirkan SPKLU dengan kapasitas mulai 60 kW, 120 kW hingga 180 kW. Namun teknologi di Indonesia masih terbatas pada regulasi pemerintah.“Kami sudah mengembangkan dari 60 kW, 120 kW sampai 180 kW. Belum bisa lebih dari 180 kW karena teknologi enggak ada, teknologi bisa sampai 480 kW bisa tapi regulasi pemerintah maksimal 190 kW,” tuntasnya.