Ilustrasi minyak mentah. Foto: Anan Kaewkhammul/ShutterstockHarga minyak mentah dunia terus melemah hingga menyentuh level terendah dalam 16 minggu pada Rabu (1/10). Penurunan ini dipicu kekhawatiran penutupan sebagian operasi pemerintah Amerika Serikat (AS), serta ekspektasi pasar akan tambahan pasokan minyak dari OPEC+.Harga minyak mentah Brent turun 68 sen atau 1,0 persen dan ditutup pada USD 65,35 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 59 sen atau 0,9 persen dan ditutup pada USD 61,78. Angka itu adalah penutupan terendah Brent sejak 5 Juni dan WTI sejak 30 Mei.CEO Diamondback Energy Fang O menilai pertumbuhan produksi minyak AS akan terhenti jika harga tetap mendekati USD 60 per barel. Hal ini terjadi karena lebih sedikit lokasi pengeboran yang menguntungkan pada level tersebut.Di pasar energi lainnya, harga bensin berjangka AS ditutup pada level terendah dalam hampir setahun.Rencana OPEC+Para pedagang memperkirakan OPEC+ akan meningkatkan produksi pada bulan November kira-kira sama dengan kenaikan 500.000 barel per hari pada bulan September, bahkan ketika permintaan AS dan Asia mulai menurun, kata analis Rystad Janiv Shah.OPEC+ dan produsen sekutu seperti Rusia, dapat sepakat untuk meningkatkan produksi minyak hingga 500.000 barel per hari pada bulan November, tiga kali lipat dibandingkan bulan Oktober. arena Arab Saudi berupaya untuk merebut kembali pangsa pasar, tiga sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan.Tiga sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut menyebut OPEC+ dan produsen sekutu seperti Rusia, dapat sepakat untuk meningkatkan produksi minyak hingga 500.000 barel per hari pada bulan November, tiga kali lipat dibandingkan bulan Oktober. Langkah ini diduga sebagai strategi Arab Saudi untuk merebut kembali pangsa pasar.Namun, OPEC membantah laporan tersebut. Melalui pernyataan di X (dulu Twitter), OPEC menyebut kabar itu menyesatkan dan menegaskan fokus mereka adalah memastikan kepatuhan penuh terhadap kesepakatan pemangkasan produksi.“Perlunya mencapai kepatuhan penuh terhadap perjanjian produksi minyak dan pemangkasan produksi tambahan yang harus dilakukan beberapa anggota untuk mengkompensasi kelebihan kuota sebelumnya,” tulis OPEC dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Kamis (2/10).Harga minyak juga tertekan oleh peningkatan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan minggu lalu. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan perusahaan-perusahaan energi menambahkan 1,8 juta barel minyak mentah ke dalam persediaan mereka selama pekan yang berakhir pada 26 September. Jumlah tersebut melampaui perkiraan analis sebesar 1,0 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.Pada hari Selasa (30/9), kelompok perdagangan American Petroleum Institute telah melaporkan penarikan 3,7 juta barel untuk minggu ini."Stok minyak mentah naik menyusul penurunan ekspor, yang tidak terlalu tinggi dan bisa menandakan melemahnya permintaan... kita sudah mengalami aksi jual yang cukup besar akibat penutupan pemerintah dan ekspektasi bahwa hal itu dapat memperlambat perekonomian dan menekan permintaan," kata analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn.Penutupan Pemerintahan ASDi sisi lain, shutdown atau penutupan pemerintahan AS ikut menambah tekanan pasar. Kebuntuan politik di Washington membuat sebagian besar operasi pemerintahan berhenti. Lembaga-lembaga pemerintah telah memperingatkan bahwa hal ini akan menghambat rilis laporan ketenagakerjaan bulan September.Gedung Putih memperingatkan bahwa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan segera terjadi saat hari pertama penutupan pemerintah berlangsung, bahkan ketika Wakil Presiden JD Vance bersikeras belum ada keputusan akhir yang dibuat.Namun demikian, aktivitas manufaktur AS sedikit meningkat pada bulan September, meskipun pesanan baru dan lapangan kerja lesu karena pabrik-pabrik bergulat dengan dampak tarif Trump.Sementara itu, di Asia, kawasan konsumen minyak terbesar dunia, aktivitas manufaktur melemah di sejumlah negara besar sepanjang September. Hal ini menambah kekhawatiran soal permintaan bahan bakar.Analis PVM Oil Associates Tamas Varga menyebut Rusia masih menghadapi gangguan pasokan akibat serangan Ukraina. Meskipun demikian, Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak mengatakan situasi pasokan bahan bakar di pasar domestik secara keseluruhan terkendali,Ekspor minyak Rusia dari tiga pelabuhan barat bahkan melonjak 25 persen pada September dibanding Agustus. Di Venezuela, anggota OPEC yang dikenai sanksi AS, ekspor minyak rata-rata mencapai 1,09 juta barel per hari pada bulan September, level bulanan tertinggi sejak Februari 2020.***Reporter: Nur Pangesti