Tim penyelamat mencari korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia, Rabu (1/10/10/2025). Foto: Trisnadi/AP PHOTOTim SAR gabungan masih melakukan pencarian dan evakuasi korban ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.Hingga Jumat (3/10) pagi, total jumlah korban yang telah dievakuasi sebanyak 108 orang. Dari jumlah tersebut 103 orang selamat, 5 tewas dan 59 lainnya masih hilang.Petugas gabungan pun mulai menerjunkan alat berat untuk mengevakuasi korban yang masih terjebak di bawah bangunan ambruk.Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Pratikno, mengatakan alat berat dikerahkan setelah petugas tidak menemukan tanda-tanda kehidupan.Menko PMK RI, Pratikno (kedua kiri) bersama Kasubdit RPDO Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia dan Kepala BNPB hadiri konferensi pers di posko asrama putri Ponpes Al-Khoziny, Kamis (2/10/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanSebelumnya, petugas menghindari alat berat karena khawatir material akan menimpa korban hidup yang masih terjebak di bawah runtuhan."Tidak lagi ada tanda-tanda ditemukan kehidupan. Itu sudah dijelaskan kepada keluarga dan oleh karena itu keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat. Toh penggunaan alat berat pun akan digunakan dengan sangat-sangat hati-hati," ujar Pratikno di posko asrama putri Ponpes Al-Khoziny, Kamis (2/10).Lebih lanjut, Pratikno mengatakan dirinya diperintah oleh Presiden Prabowo untuk memantau langsung jalannya proses evakuasi korban dalam insiden tersebut.Pratikno menyampaikan, pemerintah mengerahkan sejumlah instansi mulai dari Basarnas, BNPB hingga TNI dalam proses evakuasi korban yang masih terjebak di reruntuhan bangunan.Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyaksikan proses evakuasi Haikal salah satu santri di Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, Rabu (1/9/2025). Foto: Dok. KemensosIa mengungkapkan, pencarian dan pertolongan korban ini harus dilakukan secara hati-hati karena sedapat mungkin korban ditemukan dalam kondisi selamat."Oleh karena itu dengan penuh kehati-hatian akhirnya beberapa korban sudah bisa diselamatkan, ditemukan dalam keadaan selamat. Sekarang di rumah sakit memang ada yang ditemukan sudah tiada sudah meninggal," ungkapnya.Tak Ada Lagi Tanda KehidupanFoto udara tim gabungan melintas di bangunan mushalla yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025). Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTOPratikno mengatakan bahwa sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan korban yang masih di bawah reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny.Untuk itu, petugas akhirnya menerjunkan alat berat crane untuk mengangkat material bangunan ambruk itu. Agar para korban segera terevakuasi.Meski demikian, ia berharap para korban yang masih tertimbun bisa segera dievakuasi dengan keadaan selamat.Orang Tua Mulai Dites DNASuasana posko keluarga korban ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny di asrama putri Ponpes Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Kamis (2/10/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanPara orang tua korban bangunan ambruk Ponpes Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, mulai dites Deoxyribonucleic Acid (DNA), Kamis (2/10).Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengatakan, pelaksanaan DNA ini dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) di Rumah Sakit Siti Hajar Sidoarjo."Jelas ya. Makanya tadi saya katakan, setiap terjadinya bencana apalagi sampai korban begini ya, tentu saja yang harus dilakukan. Nanti begitu ketemu langsung dilakukan tindakan penyelamatan dulu. Walaupun sudah menjadi jenazah kan langsung dimasukkan pada kantong langsung dibawa ke rumah sakit Siti Hajar. Nanti di situ dilakukan identifikasi oleh DVI," ujar Suharyanto di posko asrama putri Ponpes Al-Khoziny, Kamis (2/10).Suharyanto menyampaikan, tes DNA ini bertujuan untuk mencocokkan antara korban dengan orang tuanya.Presiden Akan Beri Bantuan ke Keluarga KorbanMenteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin usai meninjau Ponpes Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Kamis (2/10/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanMenteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyampaikan Presiden Prabowo turut berduka atas peristiwa ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny."Sampai hari ini Pak Presiden ikut berduka," kata Cak Imin usai meninjau bangunan ambruk Ponpes Al-Khoziny, Kamis (2/10).Cak Imin mengatakan, Presiden Prabowo meminta perhatian khusus atas insiden ini. Prabowo juga akan memberikan bantuan kepada keluarga korban.Akan Diusut Usai Pencarian Korban TuntasMenko PMK RI, Pratikno (kedua kiri) bersama Kasubdit RPDO Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia dan Kepala BNPB hadiri konferensi pers di posko asrama putri Ponpes Al-Khoziny, Kamis (2/10/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanKepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengatakan terkait permasalahan hukum insiden ini akan diusut oleh pihak kepolisian.Namun, pengusutan ini akan dilaksanakan setelah pencarian dan pertolongan para korban selesai."Ini memang domainnya dari kepolisian ya, tapi saya dapat dapat informasi tentu saja setiap kejadian ya, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa itu sudah otomatis. Memang kita tahan dulu sampai dengan ini kondisi pulih dulu," kata Suharyanto di posko asrama putri Ponpes Al-Khoziny, Kamis (2/10)."Memang ada beberapa kemarin upaya sudah memanggil orang tua, santri, kemudian mungkin pihak pesantren di Polda, di Polres, itu yang informasi. Walaupun secara koordinasi karena itu memang wewenang pemenang aparat penegak hukum, ya kita sampaikan mungkin agak ditahan dulu sampai dengan kegiatan evakuasi ini selesai. Tapi artinya tetap semuanya ada konsekuensi hukum karena kita tinggal di negara hukum," lanjutnya.Tim penyelamat mencari korban yang terjebak di bawah reruntuhan Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia, Rabu (1/10/10/2025). Foto: Trisnadi/AP PHOTOTerkait dengan kelalaian atau kesalahan dalam proses pembangunan, kata dia, ia belum bisa menerangkan penyebabnya."Dari kami, kami karena sudah menangani tanggap darurat ya, bencana, kami tidak mendalami penyebabnya dulu. Dan tadi dari orang tua, semua santri juga belum ada yang menanyakan kenapa ini terjadi. Semuanya masih fokus bagaimana anak saya, ponakan saya untuk bisa selamat, gimana dicarinya, itu masih situ. Jadi, kami belum bisa menjawab itu," ucapnya.