BGN Akan Tetap Gunakan Produk UPF Minim Gula di Menu MBG, Khususnya Susu UHT

Wait 5 sec.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana/tangkap layar via ANTARAJAKARTA - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan pihaknya akan tetap memasukkan makanan ultra-olahan atau ultra processed foods (UPF) ke dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Karena menurutnya, produk UPF masih terbilang aman dan higienis. Hal itu disampaikan Dadan dalam rapat kerja BGN dengan Komisi IX DPR bersama Kemenkes dan BPOM di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 1 Oktober.  "Terkait dengan produk ultra high processing (UHP) kami perlu sampaikan bahwa ini adalah perjalanan panjang science food technology, jadi kenapa itu kemudian dikeluarkam karena untuk menciptakan makanan yang higienis dan aman," ujar Dadan. Dadan mengatakan, BGN mengeluarkan produk UPF yang banyak mengandung gula. Namun seperti susu UHT tak berasa, menurutnya, masih aman dikonsumsi dan dimasukan ke dalam menu MBG. "Memang kritiknya terutama banyak makanan yang banyak mengandung gula. Tapi kalau kita menggunakan produ UHP, seperti misalnya susu UHT dengan plain rasanya, tidak mengandung gula saya kira kita tidak akan membatasi itu karena kan ketika ingin deliver susu yang paling aman adalah produk UHT," kata Dadan.Dadan menilai, UHP adalah salah satu bagian hasil teknologi. Menurutnya, produk tersebut harus diapresiasi untuk perkembangan keilmuan. "Di mana para ahli teknologi pangan menciptakan produk-produk ini jangka panjang sehingga mereka mengembangkan processing yang sangat higienis dan itu akan menghasilkan pangan yang lebih aman dikonsumsi," kata Dadan. Dadan juga menyatakan komitmen BGN untuk tidak menggunakan produk UPF dalam MBG. Dadan memastikan, BGN akan menghindari beberapa produk yang mengandung banyak gula.  "Tetapi untuk beberapa produk yang dapat diterima seperti susu UHT, yang rasanya plain saya kira tidak membatasi itu. Karena gimanapun itu adalah teknologi processing makanan yang baik untuk manusia dan aman bisa dikonsumsi dan tidak dalam jangka waktu pendek," jelasnya. "Kami tentu saja akan mengutamakan produk UMKM dan apalagi kalau diproduksi secara higienis," sambung Dadan.