Kaspersky Temukan Harga Layanan Deepfake di Darknet Lebih Murah

Wait 5 sec.

Ilustrasi deepfake (foto: Freepik)JAKARTA - Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky (GReAT) telah menemukan iklan di darknet yang menawarkan layanan deepfake video dan audio real-time dengan harga lebih murah, mulai dari 50 dolar AS (Rp834 ribu) untuk video palsu dan 30 dolar AS (Rp500 ribu) untuk pesan suara palsu. "Kita tidak hanya melihat iklan yang menawarkan 'deepfake-as-a-service', tetapi juga permintaan yang jelas akan alat-alat ini," ujar Dmitry Galov, kepala Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky di Rusia dan CIS dalam pernyataannya.Sebelumnya, Kaspersky telah mengidentifikasi layanan pembuatan deepfake di platform darknet dengan biaya berkisar antara 300 dolar AS (Rp5 juta) hingga 20.000 dolar AS (Rp333 juta) per menit.Iklan tersebut menampilkan beberapa opsi, termasuk pertukaran wajah secara real-time selama panggilan video di platform konferensi video atau aplikasi pesan instan, penggantian wajah untuk verifikasi, dan penggantian umpan kamera di perangkat.Penulis postingan tersebut mengklaim bahwa mereka dapat menyediakan perangkat lunak yang menyinkronkan ekspresi wajah seseorang dalam video dengan teks, bahkan dalam bahasa asing, beserta alat untuk kloning suara. Namun, kemungkinan besar banyak dari iklan ini merupakan penipuan."Meskipun teknologi ini tidak menghadirkan ancaman siber baru yang fundamental, teknologi ini dapat meningkatkan kemampuan penyerang secara signifikan," tambah Dmitry.Menurutnya, salah satu cara paling menjanjikan untuk menghadapi tantangan ini adalah memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas profesional keamanan dan efektivitas langkah-langkah pertahanan.Untuk tetap aman, Kaspersky merekomendasikan:Pastikan perusahaan Anda memiliki langkah-langkah keamanan siber yang efektif, bukan hanya solusi perlindungan, tetapi juga spesialis TI yang terampil.Pastikan karyawan memahami deepfake dan berikan pelatihan rutin tentang cara mengenalinya. Ajari staf untuk mengenali tanda-tanda utama deepfake: gerakan tersentak-sentak, pencahayaan yang tidak konsisten antar frame, warna kulit yang tidak alami, kedipan mata yang tidak biasa atau hilang, distorsi gambar, dan video yang sengaja direkam dalam kualitas rendah atau pencahayaan yang buruk.