China Minta RI Suplai Jangka Panjang Durian hingga Sarang Burung Walet

Wait 5 sec.

Produk sarang burung walet andalan ekspor Indonesia di China. Foto: Dok. IstimewaChina ingin Indonesia menyuplai sejumlah komoditas untuk jangka panjang. Produk yang mereka inginkan dari Tanah Air di antaranya crude palm oil (CPO), sampai sarang burung walet. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan permintaan China itu sebagai penguatan kerja sama penguatan kedua negara. Kementan telah menerima kunjungan Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Maierdan Mugaiti. "Pihak Tiongkok meminta jaminan suplai untuk CPO, termasuk juga karet alam dan sarang burung walet,” kata Wamentan dikutip dari Antara, Jumat (3/10).Dengan permintaan ini, kata Sudaryono, Indonesia kembali menunjukkan posisinya sebagai pemain kunci dalam perdagangan pangan global. Sudaryono mengeklaim permintaan tersebut menjadi bukti nyata pengakuan dunia terhadap keunggulan sawit Indonesia sebagai komoditas strategis.”Tiongkok meminta kepastian pasokan CPO untuk jangka panjang. Mereka melihat kebutuhan minyak sawit di negaranya terus meningkat, sementara Indonesia adalah produsen terbesar di dunia," ujarnya.Atas dasar tingginya permintaan dari luar, pemerintah perlu berupaya untuk meningkatkan produktivitas sawit."Kami pastikan produktivitas sawit terus diperkuat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri termasuk mendukung program energi B50, juga memastikan suplai ekspor tetap terjamin,” jelasnya.Selain sawit, pertemuan bilateral juga membicarakan peluang kerja sama pada komoditas lain, di antaranya karet alam, sarang burung walet, hortikultura unggulan seperti durian, maupun komoditas peternakan.Berdasarkan data neraca perdagangan, pada tahun 2024 Indonesia mencatat surplus perdagangan pertanian dengan Tiongkok sebesar USD 1,77. Ekspor utama Indonesia adalah kelapa sawit (USD 2,72 miliar), sarang burung walet (USD 428 juta), karet (USD 363 juta), kelapa (USD 270 juta), dan kakao (USD 218 juta).Sudaryono menekankan, pemerintah tidak hanya membuka pintu diplomasi tetapi juga mengatur agar akses pasar langsung ke China semakin terbuka lebar.Ilustrasi Durian. Foto: Shutterstock“Indonesia banyak ekspor ke negara lain, misalnya durian ataupun perunggasan. Nah negara lain itu ekspor lagi ke Tiongkok. Maka salah satu permintaan dari kita adalah bagaimana kita bisa mengakses pasar langsung tanpa harus melalui negara lain, jadi bisa langsung ke Tiongkok,” terangnya.Selain perdagangan, kedua negara juga menjajaki kolaborasi riset di bidang perberasan, termasuk pengembangan varietas padi unggul untuk lahan rawa dan pesisir berair payau.Meskipun Indonesia sudah menghasilkan berbagai varietas unggul, tetapi tetap dapat belajar dari China yang berhasil memberi makan populasi besar sekaligus mengentaskan kemiskinan.“Kita ingin bekerja sama dengan siapa pun selama kerja sama itu menguntungkan kepentingan nasional kita. Di pertanian, kepentingan nasional kita adalah meningkatkan produksi, mengurangi impor, menaikkan ekspor, menambah devisa, dan harus membawa kesejahteraan bagi petani kita,” kata Wamentan.