IFMAC & WOODMAC 2025. (dok. IFMAC)JAKARTA - Perkembangan tren gaya hidup modern tidak bisa dilepaskan dari dunia furnitur, desain interior dan teknologi pendukungnya. Urbanisasi yang semakin cepat mendorong kebutuhan akan ruang tinggal yang fungsional, estetik dan berkelanjutan.Tak heran, industri furnitur dan desain kini bukan sekadar kebutuhan dasar, tetapi juga bagian dari identitas gaya hidup masyarakat perkotaan.Kekuatan sektor ini terlihat jelas saat Jakarta menjadi tuan rumah ajang industri terintegrasi pada 24–27 September 2025 di JIExpo Kemayoran. Acara tersebut berhasil menghadirkan 482 peserta dari 49 negaradan menarik perhatian 13.689 pengunjung bisnis.Dari teknologi pengolahan kayu, mesin produksi, perangkat keras, hingga tren desain interior terbaru, semuanya dipertemukan dalam satu platform.“Debut ini menjadi titik awal yang kuat bagi pengembangan platform jangka panjang di Asia Tenggara. Dengan dukungan peserta pameran, mitra, dan pengunjung, kami optimis Jakarta akan memperkuat posisinya sebagai pusat inovasi, keberlanjutan, dan peluang bisnis,” ujar Mathias Kuepper, Managing Director & Vice President Asia-Pacific, Koelnmesse Pte Ltd dari keterangan resmi IFMAC & WOODMAC.Bukan hanya urusan bisnis, acara ini juga membuka ruang diskusi kreatif melalui Re:Create Stage yang membahas isu-isu terkini seperti material ramah lingkungan, desain multifungsi hingga ekosistem material alternatif.Salah satu sesi yang menyita perhatian adalah presentasi dari Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) bertajuk 'Merancang Furnitur Multifungsi: Tantangan dan Solusi.' Bagi para praktisi, program ini terasa sangat relevan."Topik yang dibahas memberikan saya wawasan praktis yang bisa langsung diterapkan dalam proyek. Program ini menjadi pelengkap bermakna bagi keseluruhan pameran,” ungkap Deasi Dianasari, Duta Asia-Pacific Space Designers’ Association (APSDA).Tak hanya para profesional, pengunjung umum pun melihat potensi besar di balik acara ini. Dimas Gepeto, seorang DIY influencer menyebutnya sebagai hidden gem.“Saya melihat pameran ini menampilkan berbagai merek lokal maupun internasional, dari yang umum hingga kelas premium. Indonesia punya potensi kuat untuk bersaing, bahkan dengan produk dari China maupun Jerman," ujar Dimas.Bagi pemain industri global, Indonesia juga mulai dilirik sebagai pasar strategis. Philipp Senft, Manager International Lamello AG, menilai urbanisasi dan pertumbuhan ekspor furnitur menjadikan Indonesia sebagai titik penting di masa depan."Negara ini menuntut perusahaan berinvestasi dalam teknologi produksi terbaru agar tetap kompetitif,” ujarnya.Senada, Aaron Boo, Managing Director Phyta Asia melihat Indonesia sebagai pasar yang terus berkembang hingga salah satu negara dengan penjualan tertinggi untuk perangkat lunak kami."Pameran ini menjadi kesempatan berharga untuk bertemu calon pelanggan dan mitra potensial," ucap Aaron.Dari sisi perangkat keras, peluangnya tak kalah besar."International Hardware Fair Indonesia memungkinkan kami terhubung dengan distributor lokal sekaligus pembeli internasional dalam satu tempat,” kata Torben Kloska, Sales Manager Brockhaus HEUER.Dengan antusiasme yang begitu tinggi, ajang serupa akan kembali digelar pada 23–26 September 2026. Jakarta pun semakin mengukuhkan diri bukan hanya sebagai pusat pertemuan bisnis, tetapi juga sebagai panggung gaya hidup modern di mana desain, inovasi, dan keberlanjutan berpadu membentuk wajah industri masa depan.