Kutuk Serangan ke Global Sumud Flotilla, Presiden Erodgan: Tunjukkan Wajah Israel yang Sebenarnya

Wait 5 sec.

Presiden Erdogan. (Sumber: Presidency of The Republic of Turkiye)JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengutuk serangan Israel terhadap armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF), menyebutnya itu menunjukkan wajah Israel yang sebenarnya.Berbicara kepada sesama anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) di Ankara pada Hari Kamis, Presiden Erdogan mengulangi kritik kerasnya terhadap Israel, berfokus pada serangan terhadap GSF di perairan internasional."Saya mengutuk tindakan brutal yang menargetkan Armada Sumud Global. Ini membuktikan seberapa jauh pemerintahan Israel yang genosida akan berusaha mengalihkan perhatian dari kejahatannya. Ini sekali lagi menunjukkan wajah Israel yang sebenarnya kepada dunia," kata Presiden Erdogan, melansir Daily Sabah 2 Oktober."Turki mendukung semua penumpang harapan di atas armada tersebut. Kami mengambil langkah-langkah untuk melindungi para aktivis, warga negara kami yang berada di atas armada tersebut," tandasnya.Presiden Erdogan mengatakan, armada itu hanya sedang dalam perjalanan untuk menarik perhatian pada "kebiadaban di mana anak-anak Gaza mati kelaparan" dan membawa bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina yang tertindas."Serangan ini sekali lagi menunjukkan betapa gilanya tim pelaku genosida ini dalam upaya mereka menutupi kejahatan terhadap kemanusiaan yang mereka lakukan di Gaza. Ini menunjukkan bahwa pemerintahan Netanyahu yang genosida bahkan tidak dapat menoleransi kemungkinan perdamaian, apalagi perdamaian itu sendiri," jelas Presiden Erdogan."Global Sumud Flotilla menunjukkan kepada dunia wajah Israel yang sebenarnya dan kejam dan menyoroti pembantaian di Gaza. Turki berdiri bersama armada Sumud dan semua penumpangnya yang menjadi harapan, yang menjadi suara hati nurani bersama umat manusia," tegasnya."Prioritas Turki adalah mengakhiri pertumpahan darah di Gaza dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa henti. Kami tidak akan meninggalkan saudara-saudari Palestina kami yang berjuang demi hidup dan martabat mereka dalam situasi yang sulit dan akan mengerahkan segala upaya untuk menegakkan perdamaian dan gencatan senjata," tandasnya.Greta Thunberg (kaos hitam) dan aktivis lain yang ditahan Israel dari penyergapan Global Sumud Flotilla (Sumber: Kemlu Israel)Diberitakan sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel pada Hari Rabu mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya telah mencegat sejumlah kapal armada bantuan yang berlayar ke Jalur Gaza dan membawanya ke pelabuhan negara itu, dikutip dari Reuters.Kapal-kapal tersebut berada sekitar 70 mil laut dari wilayah kantong yang dilanda perang ketika mereka dicegat, di dalam zona yang diawasi Israel untuk mencegah kapal mana pun mendekat.GSF yang mengangkut obat-obatan dan makanan ke Gaza, terdiri dari lebih dari 40 kapal sipil dengan sekitar 500 anggota parlemen, pengacara hingga aktivis.Pasukan Israel mencegat dan menaiki puluhan kapal yang ikut dalam rombongan tersebut, membawa aktivis dan bantuan kemanusiaan di dalamnya ke pelabuhan Israel untuk kemudian dideportasi.Angkatan Laut Israel sejak Rabu malam hingga Kamis pagi mencegat rombongan kapal GSF yang berusaha menembus blokade di Jalur Gaza.Operasi yang dilakukan oleh unit komando dari Angkatan Laut, Shayetet 13 telah menaiki sekitar 40 dari 47 kapal GSF hingga Kamis pagi, menahan ratusan aktivis di atas kapal setelah mengganggu sinyal mereka, lapor The Times of Israel.Israel mengklaim upaya armada aktivis kemanusiaan untuk menembus blokade maritim Israel di Jalur Gaza telah berakhir tanpa insiden besar.Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan "provokasi" oleh Global Sumud Flotilla "telah berakhir.""Tidak ada kapal provokasi Hamas-Sumud yang berhasil memasuki zona pertempuran aktif atau melanggar blokade laut yang sah," kata kementerian.Kementerian mengatakan "semua penumpang selamat dan dalam keadaan sehat. Mereka sedang dalam perjalanan dengan selamat ke Israel, dari sana mereka akan dideportasi ke Eropa."Satu kapal, dengan kemungkinan masalah mekanis, masih berada di laut agak jauh dari Gaza.Kementerian mengatakan, "jika kapal itu mendekat, upayanya untuk memasuki zona pertempuran aktif dan melanggar blokade juga akan dicegah."