Foto: Unsplash JAKARTA - Raksasa teknologi dari California, Oracle, mengonfirmasi bahwa sejumlah pelanggan Oracle E-Business Suite (EBS) nya, telah menerima email pemerasan dari seorang peretas. Dalam sebuah postingan blog, Oracle menjelaskan bahwa serangan tersebut memanfaatkan kerentanan perangkat lunak yang sebelumnya telah berhasil diidentifikasi. “Investigasi yang sedang berlangsung menemukan adanya potensi penggunaan kerentanan yang sebelumnya telah diidentifikasi dan telah ditangani dalam Critical Patch Update Juli 2025,” tulis Rob Duhart, Chief Security Officer, Oracle Security. Meski belum merinci jumlah pelanggan yang terdampak email pemerasan tersebut, Oracle mendesak pelanggan untuk segera melakukan pembaruan. “Oracle kembali menegaskan rekomendasi kuatnya agar pelanggan segera menerapkan Critical Patch Update terbaru,” tegas perusahaan. Menurut Kepala Pusat Penelitian Ransomware di perusahaan keamanan siber Halcyon, Cynthia Kaiser mengatakan, tuntutan pemerasan dari kelompok semacam ini biasanya berkisar dari jutaan hingga puluhan juta dolar. Ia menyebutkan, kelompok peretas yang berkaitan dengan kampanye tersebut adalah cl0p, jaringan ransomware yang dikenal menggunakan model ransomware-as-a-service, yang menyewakan perangkat lunak dan infrastruktur mereka kepada penjahat siber lain dengan sistem bagi hasil.Kepada Reuters, cl0p menyebut Oracle “mengganggu” upaya mereka, namun menolak memberikan rincian lebih lanjut. Identitas anggota maupun lokasi kelompok ini tidak diketahui publik, tetapi para peneliti keamanan siber telah lama menilai cl0p berafiliasi dengan jaringan berbahasa Rusia.