Pohon Kelapa Foto: thinkstockphotosEnam kabupaten di Sulawesi Barat (Sulbar) tercatat menghasilkan 40 ribu ton kelapa per tahun. Jumlah produksi ini menunjukkan potensi yang cukup besar untuk mengembangkan hasil kelapa melalui industri hilirisasi.Gubernur Sulbar Suhardi Duka menilai dengan hasil tersebut, Sulbar sangat potensial memiliki pabrik pengolahan kelapa. Ia pun mendorong masuknya investor untuk mengelola komoditas ini secara maksimal."Dengan luas kawasan 23 ribu hektare ini menurut saya sangat potensial untuk dibangun satu pabrik. Sehingga, kita butuh investor untuk mendorong hilirisasi kelapa di Sulbar," ujar Suhardi saat melakukan pertemuan dengan investor Maju Hadapan Kalimantan (MKH) Oil Palm, dikutip dari Antara, Kamis (2/10).Senada dengan pendapat tersebut, Wakil Gubernur Sulbar, Salim S Mengga, juga mengajak investor untuk menanamkan modalnya pada pengembangan industri kelapa."Saya mengajak para investor untuk berinvestasi pada pengembangan industri kelapa di Sulbar," kata Salim Mengga, pada sosialisasi hilirisasi kelapa, di Majene, Kamis (2/10)Salim mengatakan, kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi besar. Selama ini, kelapa telah menjadi sumber penghidupan bagi ribuan petani di berbagai daerah di Sulbar.Menurutnya, pengolahan kelapa masih didominasi penjualan mentah yang mengakibatkan harga penjualan kurang maksimal. Ia melihat kelapa dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti minyak kelapa, sabut kelapa, arang aktif, hingga turunannya yang sangat diminati pasar internasionalSalim menegaskan, Pemerintah Provinsi Sulbar siap memberikan dukungan melalui kebijakan yang berpihak kepada petani, memberikan pelatihan keterampilan, akses teknologi serta memfasilitasi kemitraan dengan investor.Di sisi lain, Pelabuhan Palipi di Kabupaten Majene akan dioptimalkan kembali secara maksimal agar mampu melayani distribusi produk hilirisasi kelapa dalam, baik ke pasar domestik maupun ekspor."Pemprov Sulbar berkomitmen mengoptimalkan fungsi pelabuhan, sehingga kelapa dalam dan produk turunannya bisa langsung kita ekspor dari daerah tanpa harus melalui jalur panjang. Ini tentu akan mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing," jelasnya.Sementara itu, salah satu perwakilan investor yang hadir pada sosialisasi itu mengaku melihat peluang besar pada industri hilirisasi kelapa di Sulbar. Menurutnya, kebutuhan pasar ekspor untuk produk turunan kelapa sangat tinggi, mulai dari virgin coconut oil (VCO), briket arang, hingga serat sabut untuk kebutuhan industri furnitur dan otomotif.Para petani yang hadir juga menyambut baik dan berharap pemerintah benar-benar serius dalam membuka akses pasar dan memberikan pelatihan agar petani bisa naik kelas, tidak lagi hanya bergantung pada tengkulak atau penjualan kopra.____Reporter: Nur Pangesti