Ilustrasi: Foto: Dok. ANTARAJAKARTA - Produk furnitur dan dekorasi rumah Indonesia laris manis di Afrika Selatan. Hal ini tercermin dari transaksi potensial sebesar 520.500 dolar AS atau setara dengan Rp8,5 miliar pada Pameran Decorex Johannesburg. Pameran tersebut l diselenggarakan di Sandton Convention Center, Johannesburg, Afrika Selatan, pada 24 hingga 27 Juli 2025. Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Johannesburg, Efri Yenni bilang, partisipasi Indonesia dalam pameran ini merupakan salah satu cara untuk membuka pasar baru dan meningkatkan akses pasar serta mempromosikan produk Indonesia di Afrika Selatan. “Penetapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat yang juga menjadi salah satu negara utama ekspor furnitur dan dekorasi rumah Indonesia dapat dijadikan pendorong untuk mencari pasar alternatif baru di negara nontradisional,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 7 Agustus. Yenni mengatakan, transaksi potensial kali ini mencerminkan antusiasme dan respons positif pengunjung yang sangat menggembirakan terhadap produk Indonesia. Selama empat hari pelaksanaan pameran, tercatat lebih dari 1.000 orang mengunjungi Paviliun Indonesia. Menurut Yenni, pasar furnitur di Afrika Selatan telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sebab, terjadi perubahan preferensi konsumen yang cenderung memilih produk furnitur dan dekorasi rumah yang menarik secara estetika, praktis, dan ramah lingkungan dengan memadukan gaya, fungsionalitas, dan keterjangkauan. “Dengan keunggulan desain dan kualitas produk yang dimiliki, produk furnitur dan dekorasi rumah Indonesia akan diterima pasar Afrika Selatan dengan mudah,” tuturnya. Apalagi, sambung Yenni, Afrika Selatan bukan negara penghasil kayu yang dapat diolah menjadi furnitur maupun dekorasi rumah. “Strategi harga juga perlu menjadi perhatian para eksportir Indonesia mengingat logistik dan tarif masuk ke Afrika Selatan saat ini masih tinggi,” katanya. Sekadar informasi, nilai ekspor furnitur dan dekorasi rumah Indonesia ke pasar Afrika Selatan pada tahun 2024 baru mencapai 15,3 juta dolar AS. Nilai ini hanya 2,37 persen dari total impor furnitur dan dekorasi rumah Afrika Selatan dari dunia yang mencapai angka 647,8 juta dolar AS. Adapun kompetitor utama produk furnitur dan dekorasi rumah Indonesia di Pasar Afrika Selatan antara lain China, Thailand, Polandia, Jerman, dan Vietnam. Yenni bilang pada pameran ini, sebanyak lima eksportir furnitur dan dekorasi rumah datang langsung untuk berpartisipasi aktif pada pameran ini, yaitu CV Dollar Furniture, PT Indo Risakti, PT Koloni Timur, CV Sorajati Dharma Biru, dan CV Ride One Gallery. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan hasil kurasi Indonesia Design Development Center (IDDC) yang berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan. Beberapa importir dan distributor furnitur dan dekorasi rumah Afrika Selatan seperti Mr. Price Home, Sotran, Firehouse, Heather Gate sudah menyatakan minatnya terhadap seluruh produk yang dipamerkan di Paviliun Indonesia. Bahkan, salah satu peserta Paviliun Indonesia, yaitu CV Dolar Furniture telah melakukan pertemuan serius dengan Mr. Price Home setelah pameran usai di Durban.Yenni bilang, importir Sotran menyampaikan akan melakukan kunjungan ke pabrik PT Koloni Timur, PT Indo Risakti, CV Sorajati Dharma Biru, dan CV Ride One Gallery pada September mendatang.“Diharapkan pengiriman produk dapat segera dilakukan pada tahun ini, sehingga produk furnitur dan dekorasi rumah Indonesia dapat ditemui di retail dan mal-mal Afrika Selatan,” ungkap Yenni.