Foto yang dirilis oleh Angkatan Darat Kerajaan Thailand ini, tentara Thailand memeriksa daerah perbatasan saat dua ranjau darat anti-personil ditemukan pada hari Minggu (20/7/2025). Foto: Royal Thai Army via APSeorang prajurit Thailand terluka karena ranjau darat dekat perbatasan Kamboja pada Selasa (12/8). Peristiwa ini terjadi beberapa hari setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata.Dikutip dari Reuters, militer Thailand dalam pernyataannya mengatakan pergelangan kaki kiri prajurit itu terluka parah saat dia menginjak ranjau ketika berpatroli di sepanjang rute perbatasan sekitar 1 kilometer dari kuil Ta Moan Thom di provinsi Surin, Thailand. Prajurit itu kini menjalani perawatan di rumah sakit.Juru bicara militer Thailand, Mayjen Winthai Suvaree, mengatakan peristiwa itu menjadi bukti tegas bahwa Kamboja melanggar gencatan senjata serta perjanjian internasional seperti Konvensi Ottawa yang menentang ranjau darat.Ini adalah keempat kalinya dalam beberapa minggu terakhir prajurit Thailand terluka karena ranjau darat saat berpatroli di sepanjang perbatasan. Pada Sabtu (9/8) lalu, tiga prajurit terluka karena ranjau darat di wilayah antara provinsi Sisaket di Thauland dan provinsi Preah Vihear di Kamboja.Insiden akibat ranjau darat juga terjadi pada 16 dan 23 Juli lalu. Saat itu, Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau darat di sisi Thailand dari perbatasan yang disengketakan dan melukai prajuritnya. Insiden itu memicu memburuknya hubungan diplomatik dan bentrokan antara kedua negara.Namun, Kamboja membantah menanam ranjau darat baru. Kamboja mengatakan, prajurit Thailand lah yang berpatroli melenceng dari rute yang disepakati sehingga memicu meledaknya ranjau darat yang tersisa dari perang di masa lalu.Thailand dan Kamboja telah berselisih dalam beberapa dekade karena titik-titik yang tidak dibatasi di perbatasan sepanjang 817 kilometer. Kepemilikan kuil Hindu kuno Ta Moan Thom dan Preah Vihear abad ke-11 jadi inti perselisihan.Kedua negara kemudian saling serang pada 24 Juli, menjadikannya pertempuran terburuk antara kedua dalam lebih dari satu dekade. Setidaknya 43 orang tewas dan 300 ribu orang mengungsi akibat pertempuran itu.