ILUSTRASI UNSPLASH/Eugene ChowJAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan untuk memastikan keamanan para pendaki Gunung Rinjani, akan diterapkan penggunaan aplikasi melacak keberadaan pendaki yang akan diterapkan akhir Agustus. Menhut Raja Juli mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) untuk aplikasi yang dapat melacak para pendaki ketika sedang berada di jalur pendakian."Dengan handphone kita bisa nge-track mereka, jadi semacam tracking ya, mereka di mana, posisinya, ada 10-20 orang itu bisa dilihat nanti di Sembalun maupun di Jakarta sini jadi," jelasnya dilansir ANTARA, Rabu, 13 Agustus.Penggunaan aplikasi itu dilakukan sebagai langkah mitigasi ketika terjadi insiden di wilayah pendakian Gunung Rinjani termasuk ketika pendaki terjatuh, untuk mempermudah pencarian dan upaya penyelamatan. "Tantangannya adalah penguatan sinyal. Nanti di beberapa tempat-tempat yang berbahaya kita akan proses penguatan itu, sehingga sekali lagi nanti zero waste, zero accident. Tidak ada sampah, tidak ada yang kecelakaan," kata Raja Antoni. Aplikasi itu sudah diuji coba saat masa penutupan pendakian Gunung Rinjani, yang kembali dibuka pada 11 Agustus lalu. Namun saat ini masih belum diterapkan untuk pendakian.Proses penerapan penggunaan aplikasi itu sendiri masih menunggu proses penguatan sinyal internet di wilayah jalur pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani. Rencananya standar pendakian baru itu akan dilaksanakan juga di wilayah pendakian lain di Indonesia."Akhir Agustus, awal September sudah jalan dan ini sekali lagi pilot project di Rinjani," tuturnya.Selain penggunaan aplikasi, Kemenhut juga mulai menerapkan standar operasional prosedur (SOP) baru, termasuk syarat pengalaman untuk mendaki Gunung Rinjani, pemeriksaan kesehatan, pendampingan oleh pemandu atau pendaki berpengalaman, penggunaan asuransi premium dan lain sebagainya.