Pelapor khusus HAM PBB Francesca Albanese. (Wikimedia Commons/Fotografía oficial de la Presidencia de Colombia)JAKARTA - Pelapor Khusus untuk situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967 Francesca Albanese menyerukan pengusiran pemain Israel dari kompetisi Uni Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA).Seruan ini datang setelah tewasnya pesepakbola Palestina Suleiman al-Obeid akibat serangan Israel."Waktunya mengusir para pembunuhnya dari kompetisi, UEFA," katanya dalam sebuah unggahan di X, menanggapi unggahan ulang UEFA yang mengucapkan selamat tinggal kepada al-Obeid, melansir WAFA 11 Agustus."Mari kita buat olahraga bebas dari apartheid dan genosida. Satu bola, satu tendangan pada satu waktu," seru Albanese.Dalam sebuah unggahan di X, UEFA mengucapkan selamat tinggal kepada pemain sepak bola Palestina Suleiman al-Obeid, yang dikenal sebagai "Pele" Palestina.Unggahan tersebut menggambarkan al-Obeid sebagai: "Seorang talenta yang memberi harapan kepada banyak anak, bahkan di masa-masa tergelap."Al-Obeid mendapatkan gelar "Pelé Palestina" sebagai pengakuan atas bakatnya yang luar biasa, merujuk pada legenda sepak bola Brasil, Pelé, yang secara luas dianggap sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang sejarah.Farewell to Suleiman al-Obeid, the 'Palestinian Pelé'.A talent who gave hope to countless children, even in the darkest of times. pic.twitter.com/wGSXCq2ceo— UEFA (@UEFA) August 8, 2025Sementara itu, pihak keluarga mengatakan "Pele" Palestina berharap untuk terus mencetak gol hingga usia 50 tahun, dikutip dari Reuters.Sebuah tembakan tank Israel menghancurkan impian itu satu dekade lebih awal, kata keluarga, menewaskan Suleiman al-Obeid saat mengantre di Gaza selatan untuk mengambil makanan pekan lalu.Al-Obeid yang berman untuk klub Al-Shati di Gaza meninggalkan seorang istri dan lima anak. Tak banyak barang berharga yang bisa digunakan keluarga untuk mengenangnya. Salah satunya celana pendek bernomor 10 milik al-Obeod di Al-Shati. Ruma mereka hancur akibat pemboman awal tahun ini dan kini mereka tinggal di tenda di reruntuhan permukiman Kota Gaza.Asosiasi Sepak Bola Palestina mengatakan Obeid tewas dalam serangan militer Israel di Gaza selatan saat menunggu pengumpulan bantuan di titik distribusi. Keluarganya mengatakan bahwa ia tewas akibat terkena tembakan tank.Para penggemar sepak bola Palestina mengatakan mereka tidak akan fokus pada kematian Obeid yang tragis, tetapi pada warisannya."Anak-anak memanggilnya Henry dan Pele dari Palestina," kata Hassan al-Balawi, seorang tukang cukur di Kota Gaza, membandingkannya dengan legenda Prancis, Thierry Henry."Pemain ini bagaikan kijang - ketika kami melangkah ke lapangan, kami senang melihatnya. Semua penggemar sepak bola Palestina menyukai Kapten Suleiman al-Obeid," tambahnya.Diketahui, tiga puluh sembilan atlet, pencari bakat, dan pemuda dari gerakan olahraga dan kepanduan Palestina tewas dalam sebulan terakhir saja, sehingga jumlah total korban tewas dalam kalangan tersebut sejak dimulainya genosida yang sedang berlangsung menjadi lebih dari 656 jiwa.