Wamen Ekraf Irene Umar/FOTO DOK/ANTARA/HO-Kementerian Ekonomi KreatifJAKARTA — Ikut jadi sorotan di tengah gunjingan terhadap film animasi Merah Putih One For All, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar akhirnya bicara.Irene Umar mengakui sempat menerima audiensi tim produksi film dari Perfiki Kreasindo. Tapi Irene menegaskan, saat itu dirinya memberikan sejumlah masukan untuk peningkatan kualitas film Merah Putih One For All yang bakal tayang 14 Agustus di bioskop.“Saya sendiri menerima audiensi tim produksi film beberapa waktu yang lalu di mana sya menyampaikan beberapa masukan dari saya termasuk teknikal terkait karakter look, and feels, trailer dll,” kata Wamen Ekraf dikutip VOI, Senin, 11 Agustus. Ditegaskan Irene setiap audiensi yang dilakoni, dirinya mendengarkan paparan dari pelaku industri sekaligus memberikan masukan balik.“Hal ini selalu saya lakukan di setiap audiensi dengan semua pihak supaya setiap audiensi saya bisa mendengar langsung dari pelaku industri dan memberikan feedback based on my experiens. Semua pejuang Ekraf itu bebas berkarya selama memberi dampak positif,” sambung Irene.Dalam pernyataannya, Irene juga membantah kementerian Ekraf memberi bantuan finansial terhadap film animasi Merah Putih One For All. Penegasan ini menepis spekulasi di ranah dunia maya yang menduga ada duit pemerintah di balik produksi film ini.“Kami tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi,” ujarnya.Diketahui film animasi Merah Putih One For All jadi gunjingan di media sosial. Selain karena grafis visual yang buruk, ide cerita film yang akan tayang perdana 14 Agustus ini dianggap klise.Merah Putih One For All mengisahkan sekelompok anak yang terpilih menjadi "Tim Merah Putih" untuk menjaga bendera pusaka.Namun 3 hari sebelum upacara 17 Agustus, bendera itu hilang. Delapan anak dari berbagai latar belakang budaya — Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa — bersatu dalam misi heroik: menyelamatkan bendera merah putih pusaka yang hilang secara misterius. Mereka pun diceritakan harus berjuang menembus sungai, hutan hingga badai demi membawa lagi bendera Merah Putih.“Film ini penuh dengan momen lucu, menegangkan, emosional, dan menggugah jiwa, sarat nilai persatuan, persahabatan, dan semangat cinta nasionalisme anak-anak Indonesia masa kini,” tulis 21cineplex dalam detail film.