India Rujuk dengan China, Siap Bersatu Lawan Tarif Impor Trump

Wait 5 sec.

Perdana Menteri India Narendra Modi bertemu pendukungnya usai menang pemilu di markas besar Partai Bharatiya Janata (BJP), New Delhi, India, Selasa (4/6/2024). Foto: Adnan Abidi/ REUTERSIndia mulai merapat ke China akhir-akhir ini, terutama soal urusan ekonomi dan dagang, usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan tarif impor 50 persen. Hubungan kedua negara ini sempat memanas karena masalah bentrokan perbatasan wilayah yang menewaskan 20 tentara India pada 2020 silam. Kembali melunaknya hubungan kedua negara terlihat dari sikap Perdana Menteri India Narendra Modi yang semakin mendekat ke negara-negara BRICS. Langkah terbaru, Modi akan kembali membuka penerbangan langsung India-China bulan depan setelah sempat ditutup karena bentrokan dan COVID-19. Sebuah sumber mengatakan pembukaan penerbangan langsung itu kemungkinan diumumkan secara resmi saat Modi dijadwalkan mengunjungi China dan bertemu Presiden Xi Jinping di sela-sela pertemuan Shanghai Cooperation Organization di Tianjin pada 31 Agustus. Agenda itu menjadi kunjungan pertama Modi setelah tujuh tahun ogah ke China karena konflik. Sikap Modi berubah drastis bulan ini ketika Trump menggandakan tarif atas barang India menjadi 50 persen sebagai hukuman atas pembelian minyak Rusia oleh India. Pernyataan Trump yang menyebut ekonomi India “mati” dan hambatan tarifnya “menjijikkan” semakin memperburuk hubungan kedua negara.Pukulan dari mitra dagang terbesar India itu terasa berat, apalagi setelah Modi sebelumnya memuji Trump dan menjadi salah satu pemimpin asing pertama yang mengunjunginya setelah ia kembali ke Gedung Putih.Presiden China Xi Jinping melambaikan tangan saat tiba untuk kunjungan kenegaraan selama dua hari, di Bandara Internasional Noi Bai, Hanoi, Vietnam, Senin (14/4/2025). Foto: Athit Perawongmetha/REUTERSPresiden think tank Center for China and Globalization di Beijing, Henry Wang, mengatakan hubungan India–China kini berada dalam “siklus naik”, dan sebagai pemimpin negara-negara Global South, mereka harus benar-benar berbicara satu sama lain.“Perang tarif Trump terhadap India membuat India sadar bahwa mereka harus mempertahankan semacam otonomi dan kemandirian strategis,” ujarnya dikutip dari Bloomberg, Rabu (13/8). Sikap China dan Merapatnya India ke BRICS Sementara itu, China yang juga menjadi target utama perang dagang Trump menunjukkan tanda-tanda siap melakukan pemulihan hubungan dengan India. Bulan ini, Xi Jinping melonggarkan pembatasan ekspor urea ke India sebagai importir pupuk terbesar di dunia.Meski volumenya masih kecil, perdagangan ini berpotensi meningkat, sehingga dapat mengurangi kelangkaan dan harga global. China telah melonggarkan larangan tersebut pada Juni lalu, tetapi tetap memberlakukan pembatasan untuk India hingga sekarang.Grup Adani tengah menjajaki kerja sama dengan raksasa kendaraan listrik asal China, BYD Co., yang memungkinkan konglomerasi miliarder Gautam Adani memproduksi baterai di India dan memperluas ekspansi ke energi bersih, menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut.Presiden AS Donald Trump berbincang dengan Perdana Menteri India Narendra Modi saat tiba di India. Foto: REUTERS/Al DragoPemerintah Modi baru-baru ini juga mengizinkan kembali visa turis bagi warga negara China setelah bertahun-tahun memberlakukan pembatasan. China adalah mitra dagang terbesar kedua India setelah AS, dan India membutuhkan berbagai komponen penting dari China untuk membangun basis manufakturnya.Meski hubungan sudah mencair, kedua kekuatan Asia ini kemungkinan tidak akan memulihkan kepercayaan penuh dalam waktu dekat. Selama bertahun-tahun, India dan China saling bersaing ditambah dengan ketegangan yang meningkat beberapa bulan lalu ketika China memasok senjata dan intelijen ke Pakistan dalam konflik militernya dengan India.Modi juga memperkuat hubungan dengan Brasil dan Rusia, sesama negara pendiri BRICS. Pada Agustus, ia mengundang Presiden Vladimir Putin untuk mengunjungi India di tengah memburuknya hubungan dengan AS.Trump frustrasi dengan impor minyak Rusia berharga diskon oleh India, yang ikut membantu pendanaan perang Kremlin di Ukraina. Modi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur, bahkan pemerintahnya menandatangani perjanjian dengan Moskow bulan ini untuk memperdalam kerja sama ekonomi.Modi juga membicarakan perdagangan dan penerapan tarif sepihak terhadap negara mereka dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. Memperkuat hubungan dagang antara Brasil dan India menjadi salah satu topik utama kunjungan Modi ke Brasilia pada Juli. Dalam pembicaraan awal Agustus, Lula dan Modi juga sepakat memperluas perjanjian dagang India dengan Mercosur, blok perdagangan Amerika Selatan yang mencakup Brasil.AS telah lama merayu India sebagai penyeimbang China dalam geopolitik, tetapi dengan perang dagang Trump, Beijing dan New Delhi kini menemukan titik temu. Duta Besar China untuk India, Xu Feihong, memberikan dukungan moral kepada Modi terkait tarif tersebut.