Satu Dekade Kolaborasi, Indonesia Menjadi Arus Baru Ekonomi Syariah Dunia

Wait 5 sec.

Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: tangkapan layar oleh Aris Nurjani/VOI)JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa Indonesia telah menempati posisi strategis sebagai salah satu pemain utama dalam ekonomi dan keuangan syariah global.Menurutnya, capaian ini merupakan hasil kerja kolektif selama lebih dari satu dekade antara Bank Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta berbagai pemangku kepentingan lainnya dalam mendorong tumbuhnya industri halal nasional.Dalam acara Sarasehan Ekonomi Syariah Nasional 2025, Perry mengajak para peserta untuk mengingat kembali tonggak penting pada Mei 2015, ketika sarasehan pertama digelar di lokasi yang sama, dimana pada saat itulah visi besar menjadikan Indonesia sebagai arus baru ekonomi syariah mulai dicanangkan.“10 tahun yang lalu, Pak Kiai Haji Ma’ruf Amin memerintahkan kita, mempunyai visi, mari kita jadikan Indonesia, istilah beliau adalah arus baru. Setiap kata-kata beliau itu, tidak poros, arus baru ekonomi Indonesia. Bukan poros, arus. Karena arus ada terus, kalau poros muter-muter. Arus terus menang,” ujarnya, Rabu, 13 Agustus.Sejak saat itu, Menurutnya Indonesia mencatatkan kemajuan pesat, termasuk menjadi pemimpin dunia dalam bidang fesyen muslim dan menempati peringkat tiga teratas untuk industri keuangan syariah.Ia menambahkan bahwa pencapaian ini menunjukkan kekuatan produk kreatif yang berbasis pada budaya lokal dan nilai-nilai Islam, yang mampu bersaing di pasar internasional.Selain itu, ia menyampaikan bahwa sektor keuangan syariah juga mengalami perkembangan signifikan, antara lain dengan hadirnya Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai salah satu bank syariah terbesar di kawasan.Meski begitu, Perry menekankan pentingnya percepatan pada sektor makanan halal, lantaran saat ini, Indonesia sudah masuk dalam daftar lima besar dunia dalam industri halal food, sehingga masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan ekspornya melalui kolaborasi lintas sektor.Menurutnya, kunci utama dari perkembangan ini, terletak pada kolaborasi dan pemberdayaan ekonomi dari tingkat akar rumput, khususnya melalui pondok pesantren.Oleh sebab itu, ia menyampaikan bahwa sejak 2015, BI telah mendorong pesantren untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi umat seperti program-program pemberdayaan mencakup sektor percetakan, air bersih, pertanian berkelanjutan, hingga industri makanan.Selain itu, Ia menambahkan digitalisasi turut diperkenalkan agar produk pesantren bisa menembus pasar yang lebih luas, termasuk ekspor.“Pondok-pondok pesantren kita sudah menjadi pusat-pusat bisnis ekonomi syariah," ujarnya."Bagaimana pondok-pondok pesantren, alhamdulillah 46 kantor-kantor Bank Indonesia di seluruh Indonesia, kami kerahkan untuk masuk ke pesantren, menjadikan pesantren tidak hanya pusat pendidikan, tapi lah pusat ekonomi syariah, bisnis," tambahnya.Perry menyampaikan selain membangun ekosistem halal dan memperluas akses keuangan syariah, literasi publik juga menjadi fokus utama.Ia menambahkan bahwa Festival Ekonomi Syariah yang rutin digelar di berbagai wilayah menjadi sarana edukasi, promosi produk halal, dan penguatan inovasi pelaku usaha syariah.Perry menyatakan bahwa capaian satu dekade terakhir ini baru awal dari perjalanan panjang dengan sinergi berkelanjutan, Indonesia akan semakin kuat sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.