Ilustrasi babi hutan. (Unsplash-Jonathan Kemper)JAKARTA - Sejumlah petani di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten gagal panen akibat serangan babi hutan yang diperkirakan populasinya mencapai delapan ekor. Akibat dari kejadian ini para petani mengalami kerugian puluhan juta rupiah. "Semua tanaman palawija dan umbi-umbian rusak dimakan babi hutan," kata Patma, setor petani Citawang Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Minggu 10 Agustus, disitat Antara. Serangan hama babi hutan itu mengancurkan tanaman kacang tanah seluas dua petak atau 2.500 meter, termasuk ladang umbi jalar dan singkong. Patma mengatakan selama tiga hari ini, kebunnya juga menjadi korban serangan babi hutan. Padahal dia memperkirakan habitat babi hutan di wilayahnya sudah hilang akibat pembangunan Bendungan Karian. Adapun perkebunan masyarakat yang lokasinya berdekatan dengan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VIII menjadi lahan makanan bagi babi hutan baru hanya pada kali ini saja. "Kami baru kali ini terserang hama babi, karena sejak dulu belum pernah mengalami serangan babi,' kata Jumanah, petani lain. Jumanah mengatakan serangan babi hutan itu membuat hasil panen tanaman palawija dan ubi jalar dan singkong mengalami penurunan. Semestinya, tanaman tersebut dipanen, namun mengalami kerusakan akibat serangan gerombolan babi hutan liar. Gerombolan babi liar itu berkeliaran pada dinihari hingga mengancam keselamatan masyarakat. "Kita melihat gerombolan babi hutan itu merasa kewalahan, karena jumlahnya cukup banyak juga berukuran besar," katanya. Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan petani yang areal pertanian terserang hama babi hutan itu, karena lokasinya berdekatan dengan kawasan hutan atau perkebunan kelapa sawit. "Kami berharap petani dapat menjaga tanaman di malam hingga dini hari agar tidak menjadi serangan babi hutan," katanya.