Penjualan Mobil Listrik Bekas Meroket di Korea Selatan

Wait 5 sec.

Hyundai Casper di Korea Selatan. Foto: Fitra Andrianto/kumparanDi tengah perlambatan pasar otomotif Korea Selatan, ternyata penjualan mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV) dengan kondisi bekas di negara tersebut mengalami peningkatan cukup signifikan.Laporan The Chosun Daily, angkanya mencapai lebih dari 10 ribu unit selama kuartal pertama 2025. Meski ini turun 4 persen dibanding periode serupa pada 2024, namun penyaluran BEV bekas lebih bersinar di tengah permintaan kendaraan baru di Korea yang lesu.Capaian itu juga menandai kenaikan hampir 50 persen dibandingkan dengan jenis kendaraan lainnya seperti Internal Combustion Engine (ICE) meliputi mesin bensin dan diesel hingga elektrifikasi Hybrid Electric Vehicle (HEV) yang secara total terjual 490 ribu unit.Meski tak menampik BEV anyar masih menghadapi sejumlah tantangan seperti banderolnya yang kian tinggi dan ketersediaan serta penyebaran jaringan infrastruktur pengisian daya umum masih amat terbatas. Membuat mobil listrik bekas mendapat tempat tersendiri.Mobil listrik Hyundai Ioniq 9 di Korea Selatan. Foto: Fitra Andrianto/kumparanDi Korea Selatan, mobil bekas dianalogikan sebagai barang usang dan tidak bernilai. Namum beda cerita untuk BEV bekas yang diminati karena komposisi komponennya 30-40 persen lebih sedikit dari ICE, artinya mempengaruhi biaya akuisisi dan perawatan lebih hemat.Data salah satu lokapasar daring di Korea Selatan, Carisyou memaparkan penjualan BEV bekas pada kuartal pertama 2025 jumlahnya mencapai 10.832 unit alias naik 47,4 persen dibanding rentang waktu yang sama pada tahun 2023.Itu lebih banyak dibanding penjualan kendaraan hibrida bekas sebesar 15,6 persen. Lebih-lebih, pembelian kendaraan tangan ke-2 dengan mesin bensin, diesel, dan berbahan bakar gas justru masing-masing turun mulai dari 3 persen, 10,4 persen, dan 8,6 persen.Penyerapan yang cepat juga didukung dari faktor harga BEV bekas yang kian mendekati banderol jenis kendaraan lawas lainnya. Misalnya pada Mei, mobil listrik bekas rata-rata dijual 26,66 juta won atau sekitar Rp 311 jutaan. Sementara hybrid 26,26 juta won (Rp 307 jutaan) dan konvensional 19,85 juta won (Rp 232 jutaan).Data penjualan mobil bekas kuartal 1 di Korea Selatan. Foto: The Chosun DailyDalam hal perputaran penjualan, mobil listrik bekas hanya membutuhkan waktu rata-rata 19 hari untuk terjual pada bulan Mei, jauh lebih cepat dari pada mobil bensin yang membutuhkan waktu 33 hari dan mobil hibrida yang membutuhkan waktu 43 hari.Faktor nilai kepemilikan turut berkontribusi atas fenomena ini, banyak anggapan mobil listrik bekas jauh lebih mudah dan murah dirawat. Selain komponen lebih ringkas dan sedikit dibanding ICE, rasio kerusakannya juga lebih rendah.Penelitian dari asosiasi otomotif Jerman, ADAC menunjukkan rata-rata kerusakan kendaraan listrik terjadi 4,2 per 1.000 kendaraan, kurang dari setengah tingkat kerusakan kendaraan berbahan bakar fosil atau ICE yang rata-rata 10,4 per 1.000 kendaraan.