Fasilitas kesehatan di Gaza terkena serangan Israel. (Sumber: WAFA)JAKARTA - Pakar hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Hari Rabu mengatakan, penghancuran sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza, Palestina yang disengaja oleh Israel merupakan "genosida medis", menuduh Israel sengaja menyerang dan membuat tenaga kesehatan, paramedis, dan rumah sakit kelaparan untuk menghilangkan layanan medis di wilayah kantong Palestina yang terkepung tersebut."Sebagai manusia dan pakar PBB, kita tidak bisa tinggal diam menghadapi kejahatan perang yang dilakukan di depan mata kita di Gaza," kata Pelapor Khusus PBB untuk Hak Atas Kesehatan Tlaleng Mofokeng, serta Pelapor Khusus untuk Situasi Hak Asasi Manusia di wilayah Palestina Francesca Albanese, melansir WAFA 13 Agustus."Selain menyaksikan genosida yang sedang berlangsung, kita juga menyaksikan genosida medis, sebuah faktor yang berkontribusi dalam penciptaan kondisi yang disengaja untuk menghancurkan warga Palestina di Gaza, yang merupakan tindakan genosida," tambah mereka.Para ahli memperingatkan, rezim apartheid yang menargetkan warga Palestina di wilayah pendudukan dan serangan yang terus berlanjut terhadap sistem layanan kesehatan Gaza telah menguras sumber daya terakhir yang tersisa di Gaza.Mereka mengatakan, "Para tenaga kesehatan dan perawatan telah berulang kali menjadi sasaran, ditahan, dan disiksa, dan sekarang, seperti penduduk lainnya, mereka kelaparan."Sebelumnya, PBB melaporkan para tenaga kesehatan dan perawatan pingsan karena kekurangan makanan dan kelaparan, sebuah pelanggaran tidak hanya terhadap hak mereka atas kesehatan, tetapi juga terhadap kemampuan mereka untuk menjalankan tugas dan membahayakan kondisi perawatan dan pengobatan yang diperlukan bagi pasien mereka.Mereka menambahkan, "Mengabaikan kejahatan yang terus dilakukan Israel di Gaza mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia: rakyat Gaza tidak berarti, dan nyawa mereka tidak berharga. Warga Palestina di Gaza diingkari hak mereka atas martabat, keberadaan, dan makanan.""Komunitas internasional memiliki kewajiban moral untuk mengakhiri pembantaian dan membiarkan rakyat Gaza hidup di tanah mereka tanpa takut akan serangan, pembunuhan, kelaparan, atau realitas pendudukan dan apartheid yang berkepanjangan," lanjut mereka."Negara-negara telah gagal dalam tugas ini, dan rakyat yang terjebak di neraka Gaza membayar harga tertinggi atas kegagalan dan ketidakpedulian ini," tandasnya.Kedua pakar PBB tersebut kembali menyerukan gencatan senjata segera, meminta pertanggungjawaban Israel dan menyelamatkan sisa-sisa sistem perawatan kesehatan Gaza, guna mencegah pemusnahan penduduknya.