Alvaro Morata Resmi ke Como, Bakal Jadi Andalan Cesc Fabregas?

Wait 5 sec.

Selebrasi Alvaro Morata saat AC Milan vs Empoli dalam laga pekan ke-14 Liga Italia 2024/25 di Stadion San Siro, Minggu (1/12) dini hari WIB. Foto: REUTERS/Claudia GrecoAlvaro Morata resmi bergabung dengan Como 1907 dengan status pinjaman satu musim dan dilengkapi klausul kewajiban pembelian permanen pada akhir musim 2025/26. Pengesahan transfer striker asal Spanyol tersebut diumumkan pada Rabu (13/8) melalui situs resmi klub.Kepindahan Morata ke Stadio Comunale G. Sinigaglia tak lepas dari kehadiran Cesc Fabregas selaku pelatih Como. Pelatih asal Spanyol tersebut menyambut hangat kedatangan Morata dan memuji kualitas rekrutan barunya itu."Saya sudah mengenal Alvaro selama bertahun-tahun dan saya selalu mengagumi cara dia bermain dan cara dia bersikap," ujarnya."Dia adalah striker cerdas yang telah membuktikan diri di momen-momen terbesar dan seorang rekan setim yang mengangkat semangat semua orang di sekitarnya. Kami sangat senang memilikinya di sini, di Como," tambahnya.Keberhasilan Como mendatangkan Morata menjadi modal penting dalam menghadapi musim 2025/2026. Sang pemain datang dengan segudang prestasi di sepanjang kariernya.Kehadiran Morata menjadi amunisi baru bagi tim asuhan Cesc Fabregas tersebut. Apakah penyerang berusia 32 tahun itu menjadi pilihan yang tepat untuk membawa Como bisa bersaing di Serie A?Sebelumnya, Como memiliki dua penyerang yaitu Patrick Cutrone dan Anastasios Douvikas. Mereka menjadi striker utama dan berhasil membawa Como kembali promosi ke Serie A. Kedatangan Morata memberikan beberapa pilihan bagi Cesc Fabregas dalam menurunkan penyerangnya.Para pemain Como 1907 saat beraksi dalam sebuah pertandingan Serie A Italia musim 2024/25. Foto: Piero CRUCIATTI / AFPBerdasarkan data FBref, Morata musim lalu mencetak 13 gol dari 41 pertandingan yang dilakoni pada dua tim berbeda. Penyerang asal Spanyol itu lebih unggul dari Cutrone (8 gol dari 34 pertandingan) dan Douvikas (7 gol dari 34 pertandingan).Namun jika dilihat dari potensi gol yang dilakukan pemain, Patrick Cutrone unggul jauh dari Morata. Cutrone berhasil mencatat tembakan (3,03) dan tembakan mengarah ke gawang (1,14) per 90 menit, lebih tinggi dari Morata (2,46 dan 3,9) dan Douvikas (2,18 dan 6,9).Selain itu, Morata juga masih kalah dalam hal menggiring bola dengan penyerang asal Italia tersebut. Cutrone berhasil mencatat 692 sentuhan berhasil per 90 menit, disusul oleh Morata 383 dan Douvikas 374. Di sisi lain, Morata berhasil melakukan tekel terhadap lawan sebanyak 16 kali yang sama dengan Cutrone.Di sisi lain, penyerang asal Spanyol itu lebih banyak menunggu bola di area kotak bertahan lawan dibandingkan menjemput bola. Tercatat hanya 18 kali percobaan yang dilakukannya per 90 menit permainan. Berbeda halnya dengan Cutrone yang berhasil melakukan 53 kali percobaan ke area penalti.Asisten pelatih Como Cesc Fabregas sebelum pertandingan di Stadion Alberto Braglia, Modena, Italia (10/5/2024). Foto: Matteo Gribaudi/REUTERSNamun, dari segi pengalaman, Morata jauh lebih unggul dari dua striker lainnya. Penyerang asal Spanyol memiliki pengalaman panjang di level tertinggi Eropa bersama klub-klub elite seperti Real Madrid, Juventus, Chelsea, Atletico Madrid, AC Milan, hingga Galatasaray.Ia berhasil mengemas berbagai trofi di berbagai level klub dan berhasil menjadi juara Liga Champions bersama Real Madrid. Di level nasional, Morata pernah menjadi kapten Timnas Spanyol yang sukses menjuarai Euro 2024. Ia juga mengantar La Furia Roja menjadi kampiun UEFA Nations League 2023.Reporter: Kevin Siadari