Rupiah Berpotensi Menguat ke Rp16.230 per Dolar AS di Tengah Ketidakpastian Global

Wait 5 sec.

Dolar dan Rupiah (foto: Antara)JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 17 Juli diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Untuk diketahui mengutip Bloomberg, pada hari Rabu, 16 Juli, Kurs rupiah spot di tutup turun 0,12 persen ke level Rp16.287 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah tipis 0,04 persen ke level harga Rp16.288 per dolar AS.Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa kekhawatiran pasar yang terus berlanjut atas tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump. "Meningkatnya ketidakpastian atas independensi Federal Reserve, di tengah meningkatnya seruan dari Trump dan sekutunya untuk menggulingkan Ketua Jerome Powell, yang terlihat meningkatkan seruan mereka agar Powell mundur dan agar suku bunga turun," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Kamis, 17 Juli.  Selain itu, ia menyampaikan bahwa data Indeks Harga Konsumen (IHK) utama untuk bulan Juni tercatat sedikit lebih tinggi dari perkiraan. Meskipun kenaikannya tipis, angka tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga memicu kekhawatiran bahwa laju inflasi berisiko mengalami stagnasi. Ibrahim menyampaikan bahwa indeks IHK juga muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak inflasi dari tarif perdagangan Trump dan The Fed telah memperingatkan bahwa mereka akan mempertahankan suku bunga hingga mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang dampak tarif Trump.Di sisi lain, Presiden Trump melanjutkan ancaman tarif barunya menjelang batas waktu 1 Agustus dan tindakannya baru-baru ini ditujukan kepada Indonesia, dengan rencana mengenakan bea masuk sebesar 19 persen. "Meskipun ancaman tarif baru-baru ini tidak berdampak besar pada pergerakan pasar secara umum, para pedagang menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar di tengah ketidakpastian," tuturnya. Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menyampaikan ketidakpastian ekonomi global menigkat paska kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Trump kepada negara-negara mitra dagang utamanya seperti Indonesia yang masih cukup besar terkena tarif impor 19 persen walaupun sebelumnya 32 persen.Oleh karena itu, dengan ketidakpastian ekonomi global maka Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen pada Juli 2025. Kemudian, suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi sebesar 4,5 persen dan suku bunga Lending Facility turun menjadi 6 persen.Adapun ini adalah pemangkasan suku bunga ketiga dalam tahun ini, sebelumnya BI telah memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada Mei lalu. Ibrahim menjelaskan berdasarkan pernyataan BI keputusan tersebut konsisten dengan makin rendahnya inflasi 2025 dan 2026 pada sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen, dan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah serta perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi."Ke depan, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi sesuai dinaikan yang terjadi global domestik," tambahnya. Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025 dalam rentang harga Rp16.230 - Rp16.290 per dolar AS.