Ilustrasi jet tempur Israel. (Wikimedia Commons/Deror Avi)JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio mengatakan pada Hari Rabu, semua pihak telah menyepakati langkah-langkah konkret untuk mengakhiri gelombang kekerasan terbaru di Suriah, menyusul serangan udara mematikan Israel yang diklaim untuk melindungi minoritas Druze dan kerusuhan komunal."Kami telah menyepakati langkah-langkah spesifik yang akan mengakhiri situasi yang meresahkan dan mengerikan ini malam ini," tulisnya dalam unggahan di X, melansir Daily Sabah 17 Juli."Ini mengharuskan semua pihak untuk memenuhi komitmen yang telah mereka buat dan inilah yang sepenuhnya kami harapkan dari mereka," tambahnya.Menlu Rubio tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang langkah-langkah yang disepakati atau pihak mana saja yang terlibat dalam perundingan tersebut.Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce mengatakan dalam jumpa pers, AS mendesak Pemerintah Suriah untuk menarik pasukannya, yang dikerahkan untuk memulihkan ketertiban."Kami mendesak Pemerintah Suriah untuk, pada kenyataannya, menarik militer mereka agar semua pihak dapat meredakan ketegangan dan menemukan jalan ke depan," kata Bruce."Itu jelas tujuannya, mengingat sifat dari apa yang telah terjadi. Menteri Luar Negeri menyatakan ini sebagai kesalahpahaman," lanjutnya."Kami memahami bahwa pasukan Israel melakukan intervensi untuk melindungi Druze - itu adalah sesuatu yang dapat kami konfirmasikan," tambahnya.Ketika ditanya oleh Anadolu Agency apakah AS menganggap istana kepresidenan dan markas militer Suriah, milik pemerintah yang pemimpinnya, Ahmad al-Sharaa, telah bertemu dan dipuji oleh Presiden Donald Trump, sebagai target sah serangan udara Israel, Bruce menolak berkomentar secara langsung."Saya tidak akan berkomentar tentang bagaimana Israel membuat keputusan tentang apa yang dirasa perlu dilakukan," katanya."Kami memahami, sekali lagi, bahwa mereka melakukan intervensi untuk melindungi Druze tetapi kami jelas terlibat dalam kerangka kerja untuk menghentikan dan meredakan situasi ini. Kami pasti akan mendapatkan lebih banyak jawaban seiring berjalannya waktu," tandasnya.Dikutip dari Reuters, Israel menyebut para penguasa baru Suriah sebagai jihadis yang menyamar, berjanji melindungi kelompok Druze.Presiden Ahmed al-Sharaa sendiri berulang kali berjanji melindungi kaum minoritas. Warga Druze tersebar di antara Suriah, Lebanon dan Israel.