Perjalanan Inspiratif Qory Sandioriva, Menang Puteri Indonesia hingga Berjuang Hadapi Penyakit Autoimun

Wait 5 sec.

Qory Sandioriva (Yesica Sitinjak/VOI)JAKARTA - Qory Sandioriva membagikan kisah hidupnya selama 17 tahun terakhir, sejak ia memenangi ajang Puteri Indonesia 2009. Qory mengaku bahwa banyak suka duka yang terjadi saat mengikuti ajang tersebut dan berhasil menjadi juara.Tak hanya itu, Qory juga berbicara mengenai dirinya yang terdiagnosa penyakit autoimun, tak lama setelah menjadi juara Puteri Indonesia 2009. Berikut kisah inspiratif Qory Sandioriva secara lengkap yang bisa disimak.1. Kontroversi mengikuti Puteri Indonesia 2009 dan berhasil menangQory Sandioriva mengatakan bahwa ia sejak kecil merupakan sosok perempuan tomboy yang menyenangi olahraga pencak silat. Kemudian orang tuanya memasukkan Qory ke sekolah perempuan, hingga pada akhirnya mengikuti ajang Puteri Indonesia 2009 mewakili Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam saat itu.Kemenangan Qory di ajang tersebut merupakan sebuah kejutan bagi dirinya karena pada saat itu terlibat kontroversi mengenai tidak memakai hijab meskipun berasal dari Aceh. Namun, Qory mengaku ia memang tidak bisa membohongi diri terkait imannya, sehingga tetap berusaha memberikan yang terbaik di tengah kontroversi.“Pada saat saya menang Puteri Indonesia itu juga kaget, apalagi saya mewakili Aceh, yang di mana saya tidak mau membohongi diri saya sendiri mengenai iman dan bagaimana saya bersikap dan berperilaku,” ungkap Qory Sandioriva saat mengunjungi kantor VOI, pada Selasa, 15 Juli 2025.“Saya tidak pakai hijab, dan ternyata menang, walaupun saat itu saya diterpa banyak isu dan kontroversi mengenai hijab,” tambahnya.2. Didiagnosa mengidap autoimun jelang mengikuti Miss UniverseKemudian sebagai pemenang Puteri Indonesia 2009, Qory menjadi perwakilan Indonesia untuk mengikuti ajang Miss Universe 2010. Namun, di tengah kesibukannya, Qory pada saat itu pingsan dan koma, hingga akhirnya terdiagnosa mengidap autoimun.“Saya usia 17 tahun, sedang menjabat sebagai Puteri Indonesia dan akan berangkat ke Miss Universe, itu baru ketahuan bahwa saya autoimun lupus dan Sjogren’s Syndrome,” tuturnya.Setelah menjalani pemeriksaan, penyakit autoimun tersebut ternyata sudah diderita Qory sejak usia 16 tahun, tepatnya sejak ia tidak aktif lagi berlatih pencak silat. Seusai didiagnosa, ia akhirnya menjalani serangkaian pengobatan dan sempat merasa terpukul.“Sebelum berangkat Miss Universe, tentunya terpukul sekali karena pada saat itu penyakit untuk lupus itu tidak ada obatnya, dan termasuk penyakit mematikan,” kata Qory.3. Autoimun sebabkan 13 organ tubuh Qory rusakUntuk mengatasi penyakit autoimunnya, Qory harus mengonsumsi obat steroid selama 7 tahun dengan dosisi yang cukup tinggi. Hal menyebabkan 13 organ tubuh Qory mengalami kerusakan.“Saya minum steroid selama 7 tahun dengan dosis yang cukup tinggi. Di situlah yang membuat 13 organ saya rusak. Mulai jantung, ginjal, paru-paru, pencernaan juga, saraf otak jadi sempat stroke, koma, mata buta maksimal 2 hari,” jelasnya.4. Sudah menjalani pengobatan selama 17 tahun dan masih berlangsungMeski demikian, Qory masih terus berjuang melawan penyakit autoimun yang diidapnya. Ia menjalani pengobatan di salah satu rumah sakit di Indonesia dan juga berobat hingga ke Korea.Dengan semua pengobatan yang ia jalani, saat ini kondisi lupus Qory sudah normal, begitu juga untuk fungsi jantung dan paru-parunya.“Sampai sekarang menjalaninya. Tapi kemarin ada berita baik, jantung saya sudah bagus, paru-paru saya sudah bagus, terus lupus saya sudah normal, saya happy. Sudah terkendali lupus setelah 17 tahun,” ungkap Qory.Tak hanya pengobatan fisik, Qory juga berusaha menguatkan mentalnya dalam menghadapi penyakit autoimun. Ia mengaku sempat depresi, tetapi tetap berusaha untuk menghadapi semuanya dengan kuat dan dukungan orang-orang terdekat.5. Menjadi Duta Autoimun RI dan mengampanyekan terkait autoimunSebagai salah satu publik figur yang berjuang menghadapi autoimun, Qory Sandioriva kini ditunjuk sebagai Duta Autoimun Republik Indonesia. Dengan sebagai Duta Autoimun RI, Qory berharap bisa semakin mengedukasi dan menyadarkan masyarakat terkait penyakit tersebut yang bisa dialami oleh siapa saja.Tak hanya itu, Qory juga berharap skrining dan pengobatan autoimun di Indonesia semakin dipermudah, begitu juga terkait biaya obat-obatannya. Ia mengakui bahwa untuk melakukan semua hal tersebut tidak mudah, tapi akan terus berjuang agar autoimun semakin diperhatikan ke depannya.“Memang berat sih tugasnya, tapi saya punya harapan ke situ. Seenggaknya tidak bisa menyelamatkan seluruhnya, setidaknya orang terdekat di komunitas sudah pada survive juga,” ujarnya.Beberapa hal dilakukan Qory sebagai Duta Autoimun RI mulai dari membuat komunitas untuk para survivor autoimun lainnya, hingga membuat buku.“Membuat buku ya dengan para survivor autoimun, lagi sedang dibuat. Saya juga akan buat buku sendiri, bikin biografi semoga bisa cepat diproses,” pungkas Qory Sandioriva.