Awal Mula Bentrokan di Sweida yang Berujung pada Serangan Israel ke Suriah

Wait 5 sec.

Seorang pria menutupi wajahnya dengan bendera Druze saat gencatan senjata antara Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan Suriah di kawasan Druze, Suriah, Sabtu (16/7/2025). Foto: Ammar Awad/ReutersBentrokan berdarah yang terjadi di Sweida antara pejuang Druze dan suku Badui (Badawi atau Bedouin) membuat Israel bergerak. Setelah menyerang tank militer Suriah di Sweida pada Senin (14/7) lalu, militer Israel kali ini meluncurkan serangan ke Damaskus pada Rabu (16/7).Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan yang dilakukan pasukannya untuk menyelamatkan para saudara Druze dan mengeliminasi geng-geng rezim Suriah.Apa yang menyebabkan bentrokan di Sweida sehingga Israel memutuskan untuk 'turun tangan'?Dikutip dari BBC, Kamis (17/7), bentrokan antara pejuang Druze dan suku Bedouin dilaporkan dipicu oleh penculikan seorang pedagang Druze di jalan raya menuju Damaskus pada Jumat (/7) lalu.Kemudian pada Minggu (13/7), pejuang Druze dilaporkan mengepung dan merebut sebuah pemukiman di kota Sweida yang dihuni oleh suku Bedouin. Bentrokan pun segera meluas ke wilayah provinsi Sweida lainnya. Suku Bedouin dilaporkan menyerang kota dan desa Druze terdekat.Pasukan keamanan Suriah berkumpul di dekat rambu jalan bertuliskan 'Kota Sweida' setelah bentrokan selama dua hari di Sweida, Suriah, Selasa (15/7/2025). Foto: Karam al-Masri/ REUTERSKementerian Dalam Negeri Suriah kemudian mengumumkan pasukan militer dan pasukan kementerian akan mengintervensi dan menegakkan ketertiban."Eskalasi berbahaya ini terjadi karena absennya lembaga resmi terkait," kata Kementerian Dalam Negeri.Druze -- cabang dari Islam Syiah dengan identitas dan keyakinannya yang unik -- merupakan salah satu kelompok minoritas di Suriah. Druze masih belum percaya sepenuhnya dengan pemerintahan Presiden sementara Ahmed al-Sharaa, meski al-Sharaa berjanji akan melindungi kelompok minoritas.Kekhawatiran itu semakin meningkat karena pecahnya bentrokan sektarian dalam 8 bulan terakhir, termasuk bentrokan antara Druze, pasukan keamanan, dan pejuang Islamis sekutu di Damaskus dan Sweida pada Mei lalu. Bentrokan itu menewaskan puluhan orang.Usai bentrokan, pemerintah mencapai kesepakatan dengan pejuang Druze untuk merekrut pasukan keamanan lokal dari kelompok Druze di provinsi Sweida.Meski demikian, bentrokan kembali pecah dan berlangsung selama berhari-hari, menewaskan lebih dari 300 orang sejak Minggu lalu.Anggota pasukan keamanan Suriah berjaga setelah serangan Israel ke markas tentara dan kementerian pertahanan Suriah di Damaskus, Suriah, Rabu (16/7/2025). Foto: Louai Beshara/AFPIsrael 'Turun Tangan'Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan komitmennya untuk melindungi Druze Suriah dari bahaya karena hubungan yang erat dengan kaum Druze yang tinggal di Israel dan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan peringatan di Damaskus telah berakhir dan militernya akan melanjutkan operasi di Sweida untuk menghancurkan pasukan yang menyerang Druze, sampai mereka mundur sepenuhnya."Pukulan menyakitkan telah dimulai," kata Katz di X, sembari mengunggah rekaman video yang menunjukkan presenter TV sembunyi di bawah meja dalam siaran langsung saat rudal Israel menghantam pintu masuk Kementerian Pertahanan Suriah di Umayyah Square, pusat kota Damaskus.Israel mengatakan menyerang target militer di sekitar wilayah Istana Kepresidenan, kendaraan lapis baja, pos-pos penembakan, dan gudang senjata di Suriah selatan.