Studi: Konsumsi Produk Susu di Malam Hari Picu Mimpi Buruk dan Gangguan Tidur

Wait 5 sec.

Ilustrasi mimpi buruk. Foto: ShutterstockSering terbangun tengah malam atau mengalami mimpi buruk setelah makan malam? Bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh makanan yang kamu konsumsi sebelum tidur. Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa konsumsi produk seperti keju, susu, atau yoghurt, dapat memicu gangguan tidur pada sebagian orang, terutama bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa.Mengutip Cleveland Clinic, intoleransi laktosa adalah kondisi ketika tubuh mengalami gangguan pencernaan akibat ketidakmampuan mencerna laktosa, yaitu jenis gula yang terdapat dalam susu. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti perut kembung, sakit perut, mual, atau bahkan diare setelah mengonsumsi produk susu.Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Psychology, konsumsi produk susu oleh penderita intoleransi laktosa tak hanya menimbulkan ketidaknyamanan fisik, tapi juga terdampak pada kualitas tidur. Dilansir Medical News Today, penelitian tersebut menemukan bahwa konsumsi berlebihan pada jenis makanan tersebut dapat meningkatkan risiko mimpi buruk sekaligus mengganggu kualitas tidur.Penelitian ini melibatkan 1.082 mahasiswa dari MacEwan University, Kanada. Para peserta diminta mengisi survei yang mencakup pertanyaan seputar pola tidur, pengalaman mimpi, serta alergi dan intoleransi makanan.Ilustrasi intoleransi laktosa setelah minum susu. Foto: ShutterstockHasil studi menunjukkan bahwa 40,2 persen peserta mengalami perubahan kualitas tidur yang dikaitkan dengan konsumsi makanan tertentu. Dari jumlah tersebut, 24,7 persen mengalami penurunan kualitas tidur, sementara 20,1 persen justru mengalami peningkatan. Selain itu, 5,5 persen peserta diketahui mengalami perubahan mimpi yang berkaitan dengan makanan.Pengaruh makanan terhadap mimpi ini dikaitkan dengan meningkatnya kemampuan mengingat mimpi buruk, serta skor Indeks Gangguan Mimpi Buruk (Nightmare Distress Index) yang lebih tinggi. Produk susu menjadi salah satu penyebab yang paling sering disebut, yaitu sebesar 22 persen, sekaligus diikuti oleh makanan manis seperti dessert atau permen sebesar 31 persen.Tak hanya itu, para peneliti juga menemukan bahwa orang dengan alergi makanan cenderung lebih rentan mengalami gangguan tidur dan mimpi buruk. Pada individu dengan intoleransi laktosa, kualitas tidurnya cenderung menurun akibat gejala pencernaan seperti kembung, mulas, atau nyeri perut yang muncul setelah mengonsumsi produk susu. Gejala inilah yang kemudian mengganggu proses tidur dan membuat istirahat malam menjadi kurang optimal.Dari temuan tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa pola makan dapat memengaruhi kualitas tidur dan mimpi seseorang. Mengelola gejala intoleransi makanan, misalnya dengan menghindari makanan tertentu atau menerapkan pola makan yang lebih sehat dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi mimpi buruk maupun gangguan tidur, terutama pada mereka yang sensitif terhadap makanan."Temuan kami menunjukkan bahwa menghindari makanan yang dapat memicu alergi atau menyesuaikan pola makan agar lebih sehat bisa menjadi langkah pertama untuk mencegah mimpi buruk, terutama bagi orang-orang yang sensitif terhadap makanan," ujar Tore Nielsen, salah satu penulis utama studi tersebut.Tips Menjaga Kualitas Tidur Lewat Pola MakanIlustrasi makan siang sehat. Foto: Shutter stockUntuk menjaga kualitas tidur yang lebih baik, Monique Richard, ahli gizi bersertifikat yang tidak terlibat dalam studi ini, menyarankan beberapa langkah yang bisa diterapkan. Salah satunya adalah menyelesaikan waktu makan malam dan camilan setidaknya 2 hingga 3 jam sebelum tidur. Menurutnya, hal ini penting agar tubuh memiliki waktu yang cukup untuk mencerna makanan sebelum beristirahat.Sebagai alternatif camilan menjelang malam, Monique merekomendasikan kombinasi selai kacang dengan buah, biskuit, atau sayuran. Jenis camilan ini dinilai lebih mudah dicerna sekaligus tetap lezat.Selain itu, untuk memahami hubungan antara makanan, mimpi, dan kualitas tidur, ia juga menyarankan untuk membuat jurnal makanan. Jurnal atau catatan tersebut bisa berisi rincian makanan yang kita konsumsi, jenis mimpi yang dialami (baik buruk maupun menyenangkan), serta bagaimana kualitas tidur kita setiap malamnya.Reporter Salsha Okta Fairuz