KPK Selidiki Korupsi Pengadaan Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil di Kemenkes 

Wait 5 sec.

Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu/FOTO: Wardhany Tsa Tsia-VOIJAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membenarkan sedang menyelidiki dugaan korupsi terkait pengadaan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita dan ibu hamil. Prosesnya disebut dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes)."Tindak pidana korupsi terkait itu masih lidik," kata Pelaksana tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu kepada wartawan di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis, 17 Juli malam.Asep belum mau memerinci soal penyelidikan itu. Sebab, kegiatan ini biasanya tertutup pelaksanaannya dan baru disampaikan ketika naik ke tahap penyidikan.Namun, berdasarkan informasi yang dikumpulkan penyelidikan dilaksanakan sejak awal tahun 2024. Dugaan korupsi ini diduga bergulir pada 2016-2020."Clue-nya (petunjuknya, red) apa, cluenya adalah (terkait pengadaan, red) makanan bayi dan ibu hamil," tegasnya.Dilansir dari sejumlah pemberitaan, PMT untuk balita dan ibu hamil merupakan upaya untuk meningkatkan status gizi mereka sehingga mengurangi angka stunting atau tengkes. Bentuknya berupa biskuit, susu, telur, maupun makanan bergizi lainnya.Adapun Ketua KPK Setyo Budiyanto pernah menyinggung soal pemberian biskuit maupun susu yang dilakukan pemerintah ternyata belum efektif. Ketika itu, dia mengingatkan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan kajian program makan bergizi gratis (MBG) supaya penurunan stunting bisa maksimal.“Dari tahun ke tahun penurunan stunting tidak banyak,” kata Ketua KPK Setyo Budiyanto dari rilis resmi yang dikutip Senin, 10 Maret.Setyo menyebut anak atau ibu hamil lebih banyak menerima biskuit daripada susu dari kajian KPK. Sehingga, pemberian yang tidak efektif itu diharap tak berulang dalam program makan bergizi gratis.“Oleh karena itu saya harap ini benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi lagi,” tegas mantan Irjen Kementerian Pertanian (Kementan) itu.“Pastikan kandungan makanan betul-betul dikaji dan disesuaikan sehingga makanan yang sampai ke anak-anak dan ibu hamil benar-benar berkualitas,” sambung Setyo.