Normalisasi 120 Titik di Sungai Bekasi Masih Berjalan, Bupati: Belum Mampu Atasi Banjir

Wait 5 sec.

Banjir setinggi tiga meter menggenangi Perumahan The Arthera Hill Ekstension di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Selasa (8/7/2025) akibat luapan Kali Cikarang. ANTARA/Pradita Kurniawan SyahJAKARTA - Program normalisasi sungai yang digencarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi di Jawa Barat (Jabar) belum mampu mengatasi persoalan banjir secara menyeluruh di daerah itu.Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang menjelaskan, salah satu penyebabnya normalisasi 120 titik di sungai Kabupaten Bekasi belum sepenuhnya rampung."Upaya normalisasi yang tengah berjalan belum memberikan dampak signifikan terhadap penanggulangan banjir karena di kita, normalisasi ini ada 120 titik, tapi belum tuntas semua," kata Ade di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Sabtu 12 Juli, disitat Antara.Hujan dengan intensitas tinggi sejak awal Juli 2025 kembali menyebabkan banjir besar di sejumlah wilayah Kabupaten Bekasi. Sebanyak 29 desa dilaporkan terendam banjir dan 13.546 jiwa terdampak musibah tahunan itu.Banjir disebabkan oleh luapan air yang berasal dari sejumlah sungai seperti Kali Bekasi, Kali Cikarang, Kali Cilemahabang, Kali Ulu serta beberapa saluran irigasi di wilayah itu.Menurut Ade, berdasarkan data BPBD Kabupaten Bekasi, banjir paling banyak terjadi di kawasan perumahan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan perkampungan warga juga tidak luput dari banjir.Seperti di Kampung Babakan Kecamatan Tambun Utara, Kampung Kali Ulu, dan Kampung Cibeber di Kecamatan Cikarang Utara serta sejumlah wilayah lain. Alih fungsi lahan dari area persawahan dan resapan air menjadi perumahan serta ruko turut memperparah situasi."Kita sebagai pemerintah tidak menyalahkan satu dan berbagai pihak tapi kita tetap di sini untuk bagaimana menjadi garda ke depan masyarakat dalam menanggulangi banjir," katanya.Seperti banjir yang terjadi di Kecamatan Tambun Utara dan Babelan. Banjir terjadi di Jalan Raya Pisangan, Tambun Utara sepanjang dua kilometer sedangkan Jalan Raya Kebalen, Babelan hingga memutus akses warga menuju Kota Bekasi. Ketinggian air dilaporkan mencapai lebih dari 120 centimeter.Beberapa permukiman di sekitar Kali Gabus, seperti Desa Srimukti dan Desa Sriamur juga turut terdampak. "Tapi Kali Gabus, kali yang memang kita sudah normalisasi, dan bangunan yang kita tertibkan, ini ada penurunan kebanjiran. Jadi banjir sudah tidak ada lagi," ucapnya.Sementara banjir berulang yang terjadi di Perumahan Artera Hill Serang Baru hingga enam kali dalam setahun terakhir juga menjadi perhatian. Ade menyebut sedang mengevaluasi perizinan kawasan tersebut."Saya sedang bahas itu. Cuma kita kembali di konteks dasar itu kan rumah yang sudah ditinggali punya anak dan punya istri misalkan kita ubah perizinan kan otomatis itu tidak diperbolehkan juga. Nanti kita lihat," kata dia.