Korea Selatan Batalkan Akuisisi Helikopter Apache, Fokus pada Drone dan AI

Wait 5 sec.

Helikopter AH-64 Apache di Kunsan Air Base Korea Selatan. (Wikimedia Commons/U.S Air Force/Senior Airman Steven R. Doty)JAKARTA - Korea Selatan membatalkan rencananya untuk mengakuisisi 36 helikopter serang AH-64 Apache tambahan, mengalihkan prioritas pertahanannya ke sistem tanpa awak dan teknologi canggih kecerdasan buatan (AI) sebagai respons terhadap tren yang terus berkembang dalam peperangan modern.Tahap kedua program akuisisi helikopter serang berat Korea Selatan — yang semula menargetkan akuisisi helikopter AH-64E Apache buatan AS pada tahun 2028 dengan proyeksi biaya lebih dari 3 triliun won, atau 2,2 miliar dolar AS — secara efektif dibatalkan setelah hampir semua pendanaannya dihapuskan dalam anggaran tambahan yang disetujui Jumat pekan lalu.Anggota DPR Korea Selatan Yu Yong-weon dari Partai Kekuatan Rakyat mengatakan 97 miliar won dari 100 miliar yang dialokasikan awalnya telah dipotong, dengan sisa 3 miliar dialokasikan kembali.Yu menyambut baik keputusan tersebut, dengan menyebutkan meningkatnya kerentanan helikopter terhadap serangan rudal dan drone berbiaya rendah — kerentanan yang disorot oleh perkembangan terkini di medan perang di Ukraina."Pertimbangan ulang pengadaan Apache merupakan langkah positif," ujarnya, seperti dilansir dari The Korea Times 10 Juli."Kita perlu berinvestasi pada drone dan sistem canggih lainnya," tandasnya.Pembelian Apache awalnya disetujui berdasarkan strategi operasional ofensif pemerintahan sebelumnya. Namun, para pejabat pertahanan mencatat harga helikopter di AS telah melonjak sebesar 66 persen dibandingkan dengan kesepakatan tahap pertama satu dekade lalu, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas biaya.Pimpinan militer Negeri Ginseng telah memutuskan pada Bulan Mei untuk mempertimbangkan kembali program tersebut, memilih sistem hibrida berawak dan otonom.Para analis menyebutkan hilangnya banyak helikopter Rusia akibat rudal yang ditembakkan dari bahu di Ukraina sebagai sinyal peringatan. Sementara itu, Angkatan Darat AS telah membatalkan proyek helikopter serang generasi berikutnya, dengan peninjauan serupa sedang berlangsung di Jepang dan Australia."Drone dan sistem pintar sedang mendefinisikan ulang medan perang modern," kata Yu."Daripada bergantung pada platform lama yang mahal, kita harus berinvestasi pada kapabilitas yang mencerminkan masa depan peperangan," pungkasnya.