Tarif 32 Persen dari Trump Bikin Repot, Legislator Golkar Saran ke Prabowo Tambah Impor Migas dari AS

Wait 5 sec.

Anggota DPR RI Muhammad Sarmuji diwawancara soal usulan tingkatkan impor dari Amerika Serikat buat cegah tarif impor 32 persen di Denpasar, Bali, Minggu 13/7/2025. (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Muhammad Sarmuji mengusulkan agar pemerintah Indonesia meningkatkan impor dari Amerika Serikat guna menegosiasikan kembali tarif impor sebesar 32 persen yang diterapkan terhadap produk asal Indonesia.Sarmuji mengatakan salah satu komoditas yang dapat diperbanyak pembeliannya adalah minyak dan gas (migas), sehingga Amerika Serikat dapat melihat adanya upaya Indonesia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara.“Kalau problemnya itu kan bisa dicari satu produk dari Amerika yang bisa diimpor ke Indonesia yang berkontribusi terhadap keseimbangan neraca perdagangan. Mestinya Amerika tidak jadi memberikan tarif impor 32 persen ke Indonesia,” kata Sarmuji di Denpasar, Bali, Antara, Minggu, 13 Juli.Ia menyebut, saat ini ada banyak komoditas asal Amerika yang bisa dibeli Indonesia, terutama migas, yang selama ini sebagian besar masih diimpor dari negara lain.Selain migas, ia juga menilai teknologi dan mesin bisa menjadi komoditas impor yang strategis. Bahkan menurutnya, lebih baik lagi bila bahan baku industri yang dibeli dari Amerika agar bisa diolah di dalam negeri dan menjadi produk ekspor.“Saya tidak tahu data persisnya, tapi kalau kita impor seperti migas, itu rasanya sudah cukup menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia dan Amerika. Nanti Presiden atau pemerintah mesti melihat barang apa yang sangat diperlukan supaya bisa kita impor dari Amerika,” ujarnya.Politisi Partai Golkar itu menilai respons Indonesia atas tarif tinggi dari Amerika Serikat sebaiknya tidak dilakukan dengan kebijakan balasan berupa tarif serupa. Sebaliknya, ia menekankan pentingnya menempuh pendekatan yang menyeimbangkan secara perdagangan.Bahkan, lanjut Sarmuji, pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dapat menjadi opsi apabila diperlukan dalam proses diplomasi lanjutan.Ia menambahkan bahwa meskipun nilai ekspor Indonesia ke Amerika tidak terlalu besar dalam konteks total perdagangan, dampaknya terhadap para pelaku usaha dalam negeri akan sangat terasa apabila tarif tinggi tetap diberlakukan.“Eksportir dalam negeri harus kita lindungi juga. Kalau harganya jadi lebih mahal dari negara lain karena faktor tarif Trump, tentu barangnya menjadi tidak kompetitif lagi. Kasihan eksportir kita, termasuk tenaga kerja yang menggeluti dunia itu,” ujar Sarmuji.Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025. Kebijakan tersebut tertuang dalam surat resmi dari Gedung Putih yang dikirimkan kepada Presiden Prabowo Subianto.