Ilustrasi konten dewasa. (Unsplash/charlesdeluvio)JAKARTA - Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Jepang yang menawarkan dukungan dan konseling bagi korban eksploitasi seksual daring telah menghapus sekitar 67.000 foto dan video eksplisit selama enam tahun terakhir, ungkap kelompok itu pada Hari Rabu.Organisasi nirlaba untuk Korban Pornografi dan Eksploitasi Seksual (Organization for Pornography and Sexual Exploitation Survivors/ORS) mendorong para korban untuk mencari bantuan agar foto dan video tersebut dihapus, karena proses meminta penghapusannya saja dapat menimbulkan trauma.Organisasi tersebut meminta operator dan penyedia situs web untuk menghapus total 99.266 foto dan video eksplisit seksual antara tahun fiskal 2019 dan 2024, dikutip dari Kyodo News 16 Juli.Dari jumlah tersebut, 59.653 telah dihapus sepenuhnya dari internet, sementara 7.577 telah dihapus dari beberapa situs tempat foto dan video tersebut diunggah.Hingga Mei tahun ini, total 30.625 foto dan video masih online, karena beberapa operator situs tidak menanggapi permintaan penghapusan, kata kelompok tersebut.Kelompok ini mengembangkan sistem yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi gambar atau video yang menampilkan seseorang yang meminta bantuan. Bahkan jika sebuah berkas diunggah di beberapa situs web, AI dapat menemukan dan membantu meminta penghapusannya.Kelompok ini juga menggunakan AI untuk mengonfirmasi apakah sebuah berkas telah dihapus.Sebagian besar konten seksual eksplisit melibatkan perempuan yang muncul di situs dewasa khusus anggota yang videonya bocor ke situs web lain, kata kelompok tersebut.Ada juga kasus pornografi balas dendam, di mana mantan pasangan mengunggah gambar-gambar yang membahayakan yang dibagikan saat mereka masih bersama.Beberapa menjadi korban sextortion, di mana pelaku yang memiliki gambar eksplisit memeras target untuk mendapatkan uang dengan ancaman akan dirilis secara daring.Kelompok ini mengatakan, baru-baru ini mereka juga dihubungi oleh orang-orang yang fotonya digunakan dalam pornografi deepfake. Dalam kasus seperti itu, gambar atau video eksplisit yang dibuat oleh AI diunggah secara daring tanpa persetujuan.