Bangunan penipuan kontrakan di Kranji, Jakasampurna, Bekasi Barat, telah dibongkar, Selasa (15/7/2025). Foto: kumparanPuluhan orang jadi korban penipuan jual-beli kontrakan murah di Bekasi Barat, Kota Bekasi. Tak tanggung-tanggung, kerugian yang dialami oleh 63 orang korban mencapai Rp 7 miliar.Seperti apa kasusnya?Penipuan ini bermula dari tawaran kontrakan murah yang diunggah di media sosial Facebook oleh akun bernama Yurike. Dari penawaran tersebut, para korban kemudian diarahkan ke seorang wanita bernama Karsih yang mengaku sebagai pemilik kontrakan di RT 03 RW 11, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat.Salah satu korban, Henry Idris (45 tahun), mengaku terjebak setelah melihat tawaran kontrakan dua pintu seharga Rp 100 juta. Harga itu dianggapnya sangat miring, mengingat lokasi kontrakan berada di kawasan Kranji yang cukup strategis.“Awalnya saya dihubungi lewat Facebook, lalu dipertemukan dengan Bu Karsih yang mengaku pemilik. Katanya suratnya masih girik, tapi nanti diurus ke AJB (Akta Jual Beli),” tutur Henry, Selasa (15/7).Transaksi pun dilakukan. Para korban dibawa bertemu dengan seorang yang mengaku notaris. Namun belakangan, Henry dan korban lainnya mulai curiga karena pertemuan dilakukan bukan di kantor notaris, melainkan di rumah pribadi.Karsih Mendadak HilangSuasana kontrakan yang hancur akibat kasus penipuan jual beli kontrakan murah di kawasan Bekasi Barat, Jawa Barat, Selasa (15/7/2025). Foto: Dok. kumparanKecurigaan makin menguat setelah Karsih mendadak menghilang sejak awal Juli 2025. Para korban tak bisa lagi menghubunginya, dan janji pengurusan surat dari girik ke AJB tak kunjung ditepati.“Awalnya tanggal 1 Juli masih aktif, tanggal 2 udah enggak bisa dihubungi. Dari situ korban-korban lain mulai berdatangan. Ada yang kena Rp 75 juta, ada yang Rp 350 juta,” ujar Henry.Korban 63 Orang Berdasarkan Catatan Ketua RTKetua RW 11, Fikri Ardiansyah, membenarkan bahwa kasus ini sudah merugikan banyak warga. Hingga Selasa (15/7), ia mencatat total korban sudah mencapai 63 orang.“Awalnya yang lapor ke saya ada 57 orang, hari ini nambah lagi jadi 63 orang. Total kerugian sekitar Rp 7 miliar lebih. Angka per korban bervariasi, dari Rp 75 juta sampai Rp 360 juta,” ujar Fikri.Menurut Fikri, praktik jual-beli kontrakan bodong ini sudah berjalan sejak Juni 2023. Bahkan transaksi terbaru diketahui masih terjadi hingga akhir Juni 2025.Asal-Usul KontrakanKetua RW 11, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Fikri Ardiansyah, saat dijumpai kumparan di lokasi, Selasa (15/7/2025). Foto: kumparanFikri menjelaskan asal-usul kontrakan yang jadi polemik dan menipu puluhan korban itu. Kontrakan ini berjumlah 6 unit. Setiap kontrakan berkonsep 3 petak. Kontrakan itu merupakan warisan orang tua dari terduga pelaku, Karsih.Karsih merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Masing-masing anak itu mendapat 2 kontrakan dari warisan orang tua."6 unit ini infonya memang peninggalan dari orang tua. Jadi, bisa dibilang warisan dari orang tuanya. Ada 6 pintu dibagi untuk 3 saudara: Kakaknya Bu Karsih, kemudian Karsih yang nomor 2, adiknya yang nomor 3 itu Ibu RS," kata Fikri.Bangunan Akhirnya DibongkarDari 6 unit kontrakan, 4 kontrakan kini telah dibongkar dan tidak bisa dipakai sebagai tempat tinggal. Pembongkaran kontrakan ini dilakukan oleh kakak Karsih, yakni Tatang."Kakaknya namanya Pak Haji Tatang. Milik Haji Tatang yang dibongkar, milik bu Karsih yang kacanya sudah pecah 2 pintu, yang pojok itu milik adiknya," tuturnya.Menilai adiknya Karsih melakukan penipuan jual-beli kontrakan, oleh Tatang, kontrakan itu dibongkar. Langkah ini sebagai antisipasi agar tidak menimbulkan banyak korban yang tergiur dengan harga murah.Sosok KarsihWarga memperlihatkan sosok Karsih di galeri Handphonenya saat berada di Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Selasa (15/7/2025). Foto: kumparanKarsih dikenal sebagai ustazah. Tetapi dia sebenarnya bukan ustazah. Dia dikenal begitu karena selalu dimintai tolong dalam urusan memandikan jenazah."Kalau untuk memandikan jenazah, betul, karena ustazah di tempat kita kan di wilayah banyaknya lansia," kata Fikri.Menurutnya, memandikan jenazah itu butuh tenaga ekstra, sehingga Karsih yang dinilai masih tergolong muda dibanding orang tua lainnya, buat ia kerap dimintai tolong."Untuk memandikan jenazah kan tentu butuh tenaga yang ekstra, Bu Karsih suka diajak untuk ikut terlibat memandikan, tapi bukan ustazah," ucap dia.Di luar itu, perilaku Karsih kepada warga sekitar dinilai ramah dan masih kerap bertegur sapa."Orang baik ya, sehari-harinya memang ibu rumah tangga," ujarnya.Karsih bukanlah pendatang, ia telah tinggal lama di Bekasi, bersama keluarganya sejak kecil.Polisi Sudah Terima LaporanKapolres Metro Bekasi, Kombes Kusumo Wahyu Bintoro, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari para korban.Kendati demikian, kasus ini masih dalam penyelidikan."Sudah diterima laporannya, terima kasih," ujar Kusumo, Selasa (15/7).