Pop Mart Proyeksi Laba Naik 350 Persen Berkat FOMO Boneka Labubu

Wait 5 sec.

Seorang anggota staf memamerkan patung Labubu di pameran pratinjau sebelum Lelang Internasional Yongle di Beijing, Tiongkok, 6 Juni 2025. Foto: REUTERS/Tingshu WangPerusahaan mainan asal China, Pop Mart International Group Ltd., memperkirakan lonjakan laba hingga 350 persen pada semester I 2025, didorong oleh fenomena global terhadap mainan kenamaannya, yakni Labubu.Labubu merupakan karakter boneka berbulu dengan telinga runcing dan gigi bergerigi yang tengah digandrungi kolektor di seluruh dunia.Mengutip Bloomberg pada Rabu (16/7), Manajemen Pop Mart menyebut laba selama enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2025 diperkirakan naik sedikitnya 350 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.Pendapatan juga diperkirakan melonjak sedikitnya 200 persen, berkat popularitas global produk dan juga optimalisasi biaya serta pengendalian pengeluaran perusahaan.Boneka Labubu yang awalnya populer di kalangan anak muda Tiongkok, kini telah menjadi fenomena internasional. Selebriti seperti Rihanna dan Lisa BlackPink pernah terlihat membawa Labubu, memperluas jangkauan pasar mainan ini secara global.Pengunjung melihat instalasi seni yang dipamerkan pada Pop Art Jakarta di Senayan Park, Jakarta, Minggu (20/8/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparanBahkan, bulan lalu sebuah boneka Labubu berukuran manusia terjual seharga USD 150.000 (setara Rp 2,44 miliar, dengan asumsi kurs Rp 16.272 per dolar AS) dalam lelang di Beijing.“Labubu” kini menjadi simbol budaya pop baru, dengan antrean panjang penggemar yang rela menunggu berjam-jam untuk mendapatkan koleksi terbatasnya.Popularitas itu telah mendorong kapitalisasi pasar Pop Mart menjadi lebih dari USD 40 miliar (sekitar Rp 650 triliun), dan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Hong Kong melonjak 588 persen selama satu tahun terakhir.Keberhasilan Pop Mart juga menembus pasar arus utama di negara-negara Barat juga menjadikannya salah satu perusahaan ritel Tiongkok dengan margin laba kotor terbesar secara global.Tahun lalu, Pop Mart mencatat margin laba kotor hampir 67 persen, jauh di atas perusahaan ritel mainan dan kebutuhan rumah tangga Miniso Group Holding Ltd. yang sekitar 45 persen, serta jauh lebih tinggi dari margin produsen teknologi seperti Xiaomi Corp dan BYD Co yang berada di kisaran 20 persen.