Prancis Sebut Konferensi PBB akan Bahas Pengakuan Negara Palestina dan Gaza Pascaperang

Wait 5 sec.

Ilustrasi Negara Palestina. (Sumber: Kemlu RI)JAKARTA - Konferensi PBB yang dijadwal ulang bulan ini akan membahas rencana pascaperang untuk Gaza dan persiapan pengakuan negara Palestina oleh Prancis dan negara-negara lain, kata Menteri Luar Negeri Prancis pada Hari Selasa.Semula, Prancis dan Arab Saudi telah merencanakan untuk menjadi tuan rumah konferensi di New York pada 17-20 Juni, guna menetapkan parameter peta jalan menuju negara Palestina, sekaligus memastikan keamanan Israel."Tujuannya adalah untuk menggambarkan situasi Gaza pascaperang dan mempersiapkan pengakuan negara Palestina oleh Prancis dan negara-negara yang akan terlibat dalam pendekatan ini," kata Menteri Luar Negeri Jean-Noel Barrot di Brussels, Belgia, melansir Reuters 16 Juli.Konferensi tersebut ditunda karena tekanan AS dan setelah perang udara Israel-Iran selama 12 hari dimulai, di mana wilayah udara regional ditutup, sehingga menyulitkan perwakilan beberapa negara Arab untuk hadir. Para diplomat mengatakan pada Hari Jumat pekan lalu, konferensi tersebut telah dijadwal ulang menjadi 28-29 Juli.Presiden Prancis Emmanuel Macron sedianya dijadwalkan menghadiri konferensi tersebut dan telah mengisyaratkan Ia dapat mengakui negara Palestina di wilayah pendudukan Israel pada konferensi tersebut, langkah yang ditentang oleh Israel.Para diplomat mengatakan Presiden Macron telah menghadapi perlawanan dari sekutu seperti Inggris dan Kanada atas dorongannya untuk pengakuan negara Palestina.Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel.Itu dibalas Israel dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah Jalur Gaza.Israel dan kelompok militan Palestina menyepakati gencatan senjata serta pertukaran sandera dan tahanan pada 19 Januari.Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza diyakini masih hidup. Mayoritas sandera awal telah dibebaskan melalui negosiasi diplomatik, meskipun militer Israel juga telah membebaskan beberapa sandera.Pada 2 Maret, Israel kembali melakukan blokade total terhadap Gaza dengan dalih menekan kelompok militan Palestina untuk menyepakati gencatan senjata usulan Amerika Serikat dan pertukaran sandera-tahanan.Seiring berakhirnya kesepakatan gencatan senjata, Israel kembali menggelar operasi militer di Gaza pada 18 Maret.Hingga kemarin, korban tewas Palestina di Jalur Gaza sejak konflik terbaru pecah telah mencapai 58.479 jiwa, sementara 139.355 lainnya luka-luka, menurut sumber medis di Gaza, dikutip dari WAFA.