Tampilkan Pesona Budaya Lokal, Dieng Culture Festival XV Digelar 23-24 Agustus

Wait 5 sec.

Ilustrasi Dieng Culture Festival. Foto: ShutterstockPagelaran wisata budaya tahunan Dieng Culture Festival (DCF) XV akan kembali digelar pada tanggal 23-24 Agustus 2025 di Kompleks Candi Arjuna. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Doeng Kulon, Kabupaten Banjar Negara, Jawa Tengah, Alif Faozi mengatakan, mengusung tema "Back to The Culture," DCF XV tetap menampilkan agenda utama yaitu kirab budaya dan ritual cukur rambut anak gimbal (ruwatan anak berambut gimbal), tanpa Jazz Atas Awan seperti tahun-tahun sebelumnya.“Jazz Atas Awan kami tiadakan dan digantikan dengan Orchestra Symphony Dieng. Kami ingin memberi nuansa baru yang tetap bernapas budaya lokal,” kata Alif seperti dikutip dari Antara.Ilustrasi Dieng Culture Festival. Foto: ShutterstockDCF XV akan diluncurkan secara resmi pada 26-27 Juli 2025 dalam satu rangkaian kegiatan bersama Geothermal Festival dan Dieng Fun Walk yang menawarkan dua kategori jarak, yaitu 5 kilometer dan 10 kilometer.Menurut dia, agenda tersebut merupakan hasil kerja sama Pokdarwis Dieng Pandawa dengan Tim Kuliah Kerja Nyata Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.“DCF XV pada prinsipnya terbuka untuk umum, dengan pembatasan hanya pada dua titik kegiatan inti, yakni saat ritual cukur rambut gimbal di kompleks Candi Arjuna dan pertunjukan Orchestra Symphony Dieng di Panggung Pandawa. Selain itu, masyarakat dapat mengakses dua panggung lainnya, yaitu Panggung Sembadra dan Panggung Gatotkaca,” lanjutnya.Ajang Promosi Budaya dan PariwisataSuasana arak-arak anak gimbal dalam Dieng Culture Festival 2019, Jawa Tengah. Foto: Helmi Afandi/kumparanSementara itu, Bupati Banjarnegara Amalia Desiana, menegaskan pemerintah daerah mendukung penuh penyelenggaraan DCF sebagai upaya promosi budaya dan pariwisata.Menurutnya, DCF XV menjadi momentum untuk mengangkat nilai-nilai kebudayaan lokal dan mendorong dampak ekonomi positif bagi masyarakat Dieng dan Banjarnegara secara umum.Dia juga mengapresiasi kreativitas panitia dalam menyiapkan konsep baru festival tahun ini.“Saya sangat mendukung dan mengajak masyarakat untuk hadir. Kalau tidak datang, saya jamin menyesal,” katanya.Suasana rituan pencukuran rambut anak gimbal dalam Dieng Culture Festival 2019, Jawa Tengah. Foto: Helmi Afandi/kumparanSebelumnya, Alif mengatakan pemisahan Jazz Atas Awan dari Dieng Culture Festival, salah satunya didasari oleh kritikan sejumlah pihak yang menyoroti pergelaran DCF dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak dihiasi pertunjukan modern.“Bahkan, calon wisatawan sering kali menanyakan 'DCF tahun ini artisnya siapa' (artis yang tampil dalam pergelaran Jazz Atas Awan), bukan menanyakan berapa anak berambut gimbal yang akan mengikuti ruwatan atau pencukuran rambut gimbal," katanya di Banjarnegara, Jumat (31/5).Oleh karena itu, DCF XV mengusung tema “Back to The Culture” atau Kembali ke Budaya. DCF merupakan agenda pariwisata tahunan unggulan Kabupaten Banjarnegara yang menggabungkan kekayaan budaya lokal dengan atraksi wisata alam Dataran Tinggi Dieng.Selain itu, Pokdarwis Dieng Pandawa juga tidak mengikutsertakan DCF XV sebagai bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 meskipun pergelaran DCF sebelumnya masuk dalam 10 Top KEN 2024.“Kami ingin santai, tidak terbebani banyak, karena kami awalnya tahu diri bahwa event ini mungkin akan ada penilaian plus-minusnya, karena salah satunya kami harus berani memisahkan Jazz Atas Awan dan Dieng Culture Festival," kata Alif.Dalam hal ini, pihaknya akan menilai seberapa besar minat wisatawan terhadap DCF XV yang diselenggarakan tanpa adanya pergelaran Jazz Atas Awan.Ia mengatakan, jika ternyata minat wisatawan tetap besar, tidak menutup kemungkinan DCF akan kembali diikutsertakan dalam KEN pada tahun 2026.