Vale Cari Pinjaman 1,2 Juta Dolar untuk Kembangkan Smelter HPAL

Wait 5 sec.

Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengincar pendanaan senilai 1,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang direncanakan akan dilakukan secara bertahap.Head of Corporate Finance & Investor Relations Vale Indonesia, Andaru Brahmono Adi mengatakan pinjaman itu akan digunakan Vale untuk membiayai tiga proyek tambang nikel berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL)."Jadi kalau external funding itu lebih ke arah untuk membiayai proyek-proyek kita," ujar Andaru, Jumat, 18 Juli.Ia mengatakan, pendanaan sebesar 1,2 miliar ini akan bersumber dari pinjaman perbankan senilai 500 juta dolar AS pada awal tahun 2026. Selain itu Vale akan menerbitkan surat utang atau obligasi untuk meraih pendanaan sekitar 500 juta sampai 700 juta dolar AS pada 2027."Ada kemungkinan kita akan masuk ke bond market nilainya sekitar 500 juta sampai 700 juta dolar AS. Jadi totalnya 1,1-1,2 miliar dolar AS," sambung Andaru.Pada kesempatan yang sama Andaru juga meluruskan pemberitaan sebelumnya yang mengatakan bahwa Vale akan menerbitkan obligasi sebesar 500 juta dolar AS di tahun 2026. Menurutnya angka tersebut memang masih masuk dalam rencana perusahaan namun struktur pendanaannya kemungkinan berasal dari pinjaman perbankan."Saya mungkin sekalian klarifikasi di sini, kami masih pertimbangkan untuk strukturnya. Tapi kemungkinan angka 500 juta dolar AS itu untuk tahun depan benar. Tapi strukturnya mungkin lebih ke arah untuk pinjaman bank, bukan bond,” kata Andaru.Andaru juga menerangkan, sejumlah proyek yang akan disuntik modal dari pinjaman tersebut antara lain tambang nikel dan pabrik nikel HPAL di Pomalaa, Sulawesi Tenggara yang merupakan hasil kerja sama dengan Huayou Cobalt Co dan Ford Motor Company.Proyek kedua yang akan dibiayai yakni proyek smelter HPAL di Bahadopi, Morowali, Sulawesi Tengah yang ekerja sama dengan GEM Co Ltd.Terakhir, Proyek HPAL Sorowako Limonite di Sorowako, Sulawesi Selatan yang juga digarap bersama Huayou.“Saat ini kan kita masih membangun 3 tambang, punya kita sendiri 100 persen. Bahodopi yang akan mulai jalan di tahun ini. Kemudian Pomalaa mulai tahun depan. Jadi sebenarnya fundingnya untuk membiayai proyek-proyek tambang kita,” tandas dia.