Bahlil Singgung Pentingnya Hilirisasi Agar Tak Kirim Bahan Mentah seperti VOC

Wait 5 sec.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. (Foto: Maria/VOI)JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya swasembada energi dan hilirisasi dalam pembangunan energi nasional.Pada dasarnya, sambung Bahlil, hilirisasi berarti mengolah bahan mentah menjadi barang jadi sehingga tidak ada lagi ekspor bahan mentah karena seluruh proses berada di dalam negeri."Jangan lagi mengirim bahan mentah, nilai tambahnya di luar, kita cuman main ekspor material bahan baku. Kalau seperti itu apa bedanya kita dengan zaman VOC. VOC itu 390 tahun mengirim bahan baku yang membuat negara-negara lain candu terhadap sumber daya kita," ujar Bahlil yang dikutip Sabtu, 19 Juli.Ia menambahkan bahwa selama ini negara-negara lain mendapatkan pasokan bahan baku dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pabrik mereka. Karena itu, sudah saatnya Indonesia sepenuhnya menjalankan program hilirisasi, memproses komoditas hingga menjadi produk jadi.Sebagai contoh konkret, Bahlil menyebutkan bahwa ekosistem baterai untuk mobil listrik di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai 20 miliar dolar AS, telah menempatkan negara kita sebagai produsen baterai terbesar kedua di dunia setelah China."Nanti bulan November ada investasi 100 miliar dolar AS atau Rp1.600 triliun. Sekarang kita akan membangun lagi dari China dan Korea, itu sekitar 8 miliar dolar AS yang juga menjadi salah satu yang terbesar dalam mengolah bahan baku nikel hingga menjadi cell battery. Bahkan Presiden Prabowo meminta hingga menjadi mobil listrik," tandas Bahlil.