Hindari Kejenuhan Fesyen, Desainer Perlu Kolaborasi Ide Lintas Bidang

Wait 5 sec.

Foto dan naskah : Dipta Wahyu / BasraIndustri fesyen di Indonesia mengalami kemajuan pesat selama 2 dekade terakhir. Perancang busana hadir bukan hanya menawarkan tren pakaian yang akan in di beberapa bulan ke depan, tapi juga konsep baru berpakaian yang lebih ramah lingkungan, minim limbah tekstil, dan masih konsep strategis lainnya.“Desainer saat ini tugasnya adalah membentuk sebuah kolaborasi dengan siapapun yang dapat meningkatkan kreasi mode busananya, sepertihalnya kolaborasi dengan perhiasan, tekstil dan UMKM. Ini merupakan kesempatan dan peluang yang besar bagi industri fesyen untuk berkembang lebih baik sesuai dengan trend for casting yang ditawarkan,” ujar Alben Ayub Andal, Fashion Designer anggota Indonesia Fashion Chamber (IFC) Chapter Surabaya.Selain itu, Alben sapaan akrabnya juga mengatakan bahwa desainer baju saat ini tidak hanya membuat karya dalam tahunan, akan tetapi mereka juga harus berpikir untuk ide beberapa tahun ke depan agar karyanya dapat dinamis.“Gelaran IFC tahun ini konsepnya tentang trend fesyen 2026 mendatang, mengapa demikian? ini merupakan tantangan bagi desainer untuk dapat memprediksi sedini mungkin perkembangan dunia fashion khususnya busana terus meningkatkan produktifitasnya membuat karya. Misalkan, tahun ini mereka mengambil tema alam karena mengambil isu terkait lingkungan, untuk tahun depan mereka harus memperbarui informasi lainnya terkait dengan alam yang bisa padu padankan dalam kreasinya,” imbuhnya.Kolaborasi menjadi titik temu yang saling menguntungkan antara desainer dengan pihak-pihak yang ingin diajak Kerjasama. Salah satunya Yunita Kosasih, desainer kawakan dari Surabaya yang menggali potensi kreativitas anak-anak berkebutuhan khusus di Rumah Anak Prestasi (RAP) untuk dikolaborasikan dengan busananya.“Saya bebaskan mereka untuk menggambar apapun, temanya abstrak. Kemudian saya cetak dengan kain gambar tersebut dan dikombinasikan dengan mode busananya, hasil bagus. Selain itu, saya juga sering mencetak hasil karya mereka di kaos untuk di jual dan sebagian uangnya saya sisihkan untuk mereka. Kegiatan berdampak baik, sejumlah desainer ternama turut membantu mereka mengembangkan kreasinya seperti Wiralagabae, Mega Ma dan Viva Muda,” ujarnya saat hadir dalam acara Surabaya Fashion Trend 2026 di Ciputra World Surabaya.IFC Chapter Surabaya menggelar kegiatan Surabaya Fashion Trend (SFT) 2026 bertemakan “Is is Art Yet?” dengan mengandeng puluhan fashion desainer dari berbagai daerah di Surabaya dan sekitarnya. Kegiatan menjadi ajang perhelatan besar bagi dunia fashion di Jawa Timur, khususnya Surabaya untuk saling bertukar ide bersama-sama mengembangkan dunia peragaan busana. (Dipta Wahyu)