Ilustrasi menggunakan skincare bersteroid (Freepik)JAKARTA - Tren kecantikan saat ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap produk pemutih kulit yang menjanjikan hasil instan. Sayangnya, tidak sedikit dari produk-produk tersebut yang mengandung zat berbahaya seperti steroid, yang seharusnya hanya digunakan dengan pengawasan medis.Menurut dr. Arini Widodo, SM, Sp.DVE, FINSDV, seorang dokter spesialis kulit lulusan Harvard Medical School, penggunaan steroid dalam produk pemutih kulit menjadi salah satu bentuk penyalahgunaan yang paling sering ditemui."Banyak produk di pasaran yang diklaim sebagai pemutih, padahal sebenarnya mengandung steroid tanpa keterangan jelas,” ungkapnya dalam sebuah diskusi kesehatan di Jakarta. Steroid, baik dalam bentuk topikal (oles) maupun oral (minum), dapat memberikan hasil cepat dalam menangani masalah kulit seperti jerawat, flek hitam, dan eksim.Namun, dr. Arini menjelaskan efek instan ini bersifat sementara dan dapat memicu ketergantungan. Begitu penggunaan dihentikan, kondisi kulit justru bisa memburuk.“Misalnya seseorang punya keluhan kulit, lalu memakai produk tertentu yang membuat kulitnya tampak membaik. Tapi setelah berhenti, masalahnya muncul lagi bahkan bisa lebih parah,” jelasnya.Efek samping akibat penggunaan steroid yang tidak sesuai anjuran bisa sangat serius. Arini menyebutkan bahwa dirinya kerap menerima pasien dengan komplikasi seperti jerawat meradang yang sebelumnya tidak pernah dialami, pertumbuhan bulu berlebih di seluruh tubuh, hingga munculnya stretchmark merah besar yang permanen di berbagai area tubuh.“Bayangkan stretchmark yang biasanya hanya di perut, ini bisa muncul di seluruh badan. Itu permanen dan mengganggu secara estetika,” katanya.Ia juga mengingatkan penyalahgunaan steroid tidak hanya terbatas pada produk pemutih, tetapi juga ditemukan dalam produk peningkat berat badan. “Bukan benar-benar menambah massa tubuh, tapi menyebabkan pembengkakan sehingga tampak gemuk,” tambahnya.Lantaran bersifat sebagai obat, penggunaan steroid harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Namun, di lapangan masih banyak ditemukan produk mengandung steroid yang dijual bebas tanpa izin resmi.“Meskipun BPOM sudah gencar melakukan pengawasan dan sosialisasi, kenyataannya produk semacam ini masih beredar luas di pasaran,” pungkas dr. Arini.