Wamensos Tutup Pembekalan Guru Sekolah Rakyat di Poltekesos Bandung

Wait 5 sec.

Wakil Menteri Sosial Republik Indonesia, Agus Jabo Priyono, usai memberi pembekalan bagi guru dan tenaga pendidik Sekolah Rakyat di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung. Foto: Dok. KemensosWakil Menteri Sosial Republik Indonesia, Agus Jabo Priyono, secara resmi menutup kegiatan pembekalan bagi guru dan tenaga pendidik Sekolah Rakyat yang telah dilaksanakan secara daring sejak 10 Juli 2025. Kegiatan ini ditayangkan langsung melalui platform Zoom dan dipusatkan di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung.Pembekalan ini diikuti oleh 1.569 guru dan tenaga pendidik dari berbagai wilayah Indonesia. Selama tiga hari, peserta menerima materi terkait kurikulum Sekolah Rakyat, pendidikan inklusif dan ramah anak, pendekatan berbasis hak asasi manusia, serta pengenalan metode talent mapping yang relevan dengan karakter dan kebutuhan siswa.Sebagaimana ditekankan dalam kegiatan ini, guru Sekolah Rakyat tidak hanya dituntut menguasai materi ajar, tetapi juga memiliki empati mendalam terhadap siswa yang berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, termasuk mereka yang berada dalam situasi telantar, tidak memiliki pengasuh, dan sangat rentan secara sosial.“Guru di Sekolah Rakyat harus bisa menjadi sosok pengajar sekaligus orang tua. Tugas mereka adalah menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan membangun karakter siswa agar menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan berdaya,” terang Agus Jabo, Sabtu (12/7).Wakil Menteri Sosial Republik Indonesia, Agus Jabo Priyono, usai memberi pembekalan bagi guru dan tenaga pendidik Sekolah Rakyat di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung. Foto: Dok. KemensosDalam pidatonya, Wamensos Agus Jabo menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam upaya memutus rantai kemiskinan struktural melalui pendidikan.“Kita sering bicara soal kemiskinan, tapi lupa bahwa hanya pendidikan yang benar-benar mampu memutus mata rantainya. Dan Anda, para guru Sekolah Rakyat, adalah pelopornya,” tegasnya.Ia juga mengingatkan pentingnya membangun relasi emosional dengan siswa dan keluarga, serta menjadi guru yang terus belajar, beradaptasi, dan membuka diri terhadap kerja sama lintas sektor.Usai menutup pembekalan, Wamensos Agus Jabo bersama jajaran Kementerian Sosial dan Direktur Poltekesos Bandung, Suharma, juga meninjau secara langsung berbagai fasilitas yang akan digunakan oleh siswa Sekolah Rakyat yang akan mulai masuk pada Senin, 14 Juli 2025.Peninjauan mencakup asrama, ruang kelas, dan laboratorium. Sebanyak 100 siswa yang terdiri dari 52 laki-laki dan 48 perempuan dijadwalkan masuk dan akan mengawali hari pertama mereka dengan pemeriksaan kesehatan gratis.“Kami pastikan seluruh fasilitas dan logistik siswa siap digunakan. Hanya tinggal hal-hal kecil yang segera kami lengkapi,” jelas Suharma selaku Direktur Poltekesos Bandung.Selain kesiapan fasilitas asrama dan ruang belajar, Wamensos Agus Jabo juga meninjau langsung kesiapan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis yang akan dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa mendatang. Pemeriksaan ini menjadi bagian penting dari tahap awal orientasi siswa, untuk memastikan mereka dalam kondisi fisik yang layak mengikuti proses belajar.Wakil Menteri Sosial Republik Indonesia, Agus Jabo Priyono, usai memberi pembekalan bagi guru dan tenaga pendidik Sekolah Rakyat di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung. Foto: Dok. Kemensos“Pemeriksaan kesehatan akan dilakukan di Poltekesos selama dua hari penuh. Kami sudah siapkan tim dan alur pelaksanaannya,” ujar Suharma.Sebagai bagian dari program prioritas nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, Sekolah Rakyat menjadi wadah untuk mencetak generasi baru yang tangguh, berkarakter, dan mampu memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan berkualitas dan terjangkau.Di akhir sambutannya, Wamensos menyampaikan tiga pesan penting:Jaga semangat pengabdian – karena perubahan besar lahir dari keikhlasan kecil yang dilakukan terus-menerus.Bangun empati dan hubungan yang tulus dengan siswa dan komunitas – karena pendidikan dimulai dari keterhubungan hati.Terus belajar dan berkembang – karena guru yang baik adalah juga pembelajar sejati.“Sekolah Rakyat bukan hanya tempat belajar, tapi rumah yang membentuk masa depan anak-anak kita. Mari kita wujudkan ini dengan sepenuh hati,” tutup Wamensos.