Uji coba bus listrik Kalista dengan Sumber Alam rute Bekasi-Yogyakarta. Foto: Fitra Andrianto/kumparanInvi sebagai distributor resmi kendaraan listrik di Indonesia menegaskan keseriusannya untuk mempercepat transisi ke bus listrik di Tanah Air.Saat ini, unit yang dipasarkan masih berstatus CBU (Completely Built Up) dari China, tapi dalam waktu dekat perusahaan berencana melakukan perakitan lokal. Hal itu diungkapkan langsung oleh Head of Business Development Invi, Robby Vicky di sela-sela uji coba bus listrik Sumber Alam di Kutoarjo baru-baru ini.“Jadi memang saat ini kita masih impor langsung secara utuh, CBU ya. Tapi sudah direncanakan kita akan rakit lokal ke depannya,” ujarnya.Robby menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan pabrikan di China untuk menyiapkan skema CKD (Completely Knocked Down), bahkan vendor lokal untuk pembuatan bodi bus sudah disiapkan.Bus listrik Transjakarta melintas di Terminal Blok M, Jakarta, Rabu (17/7/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan“Jadi kita dengan pabrik kita di China juga sudah diskusi untuk melakukan pembuatan bodinya dilokalkan. Jadi itu sudah direncanakan bahkan vendornya sudah ada,” tambahnya.Menurutnya, proses perakitan lokal ini ditargetkan bisa terealisasi dalam 1–2 tahun ke depan. Meski demikian, untuk saat ini Invi masih akan tetap menghadirkan unit secara utuh dari China.“Bukan berarti permintaan customer atau user tidak bisa kita akomodasi. Kita akan terus diskusi dengan factory di China agar produk yang masuk ke Indonesia sudah sesuai dengan niche kebutuhan user,” jelas Robby.Selain menyesuaikan kebutuhan operator, langkah perakitan lokal ini juga diyakini akan berdampak signifikan terhadap harga jual.Uji coba bus listrik Kalista di Jambi. Foto: Kalista“Kalau di-CKD pasti lebih murah. Tapi kalau detailnya berapa, kita masih hitung-hitung dengan pabrik. Menurut kita sudah pasti akan ada penurunan harga yang signifikan dari harga jual saat ini,” ungkapnya.Dengan strategi tersebut, Invi berharap bukan hanya bisa menghadirkan bus listrik yang sesuai dengan kebutuhan pasar, tapi juga lebih terjangkau bagi perusahaan otobus (PO) di Indonesia.Uji coba bus listrik Kalista di Jambi. Foto: Kalista