Presiden Prabowo Subianto memberikan salam hormat usai menyampaikan pidato saat acara Retreat Guru dan Kepsek Sekolah Rakyat di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/8/2025). Foto: Youtube/Sekretariat PresidenPresiden Prabowo Subianto berbicara mengenai kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Ia menilai kemiskinan terjadi karena kelemahan para pemimpin di masa lalu yang tak pandai menjaga kedaulatan bangsa dari penjajahan.Prabowo mengingatkan generasi penerus untuk tidak melupakan sejarah panjang perjuangan bangsa agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.“Jadi, saudara harus mengerti bahwa kemiskinan itu terjadi karena pemimpin-pemimpinnya tidak pandai, tidak andal, tidak kuat, tidak mampu menghadapi penjajahan dari luar,” ungkap Prabowo di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/8).Prabowo menekankan cita-cita para pendiri bangsa sejak awal adalah mewujudkan rakyat yang merdeka, terbebas dari penjajahan dan dominasi bangsa lain.“Tentunya merdeka itu adalah bebas dari penjajahan, bebas dari dikuasai oleh orang lain, penjajahan artinya nasib rakyat kita adalah dikuasai oleh bangsa lain,” tegas Prabowo.Menurutnya, penjajahan selama ratusan tahun telah membuat bangsa Indonesia hidup dalam penderitaan. Prabowo mengatakan bangsa asing datang bukan sekadar menguasai, tetapi juga untuk mengeruk kekayaan alam Indonesia demi kesejahteraan mereka sendiri."Bisa dikatakan kita menjadi kuli, kita menjadi hewan tunggangan. Kita suruh bekerja kita menjadi sapi perahan,” kata Prabowo.Tingkat Kemiskinan RI Turun ke Level TerendahMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya melaporkan tingkat kemiskinan Indonesia pada 2025 turun ke level terendah sepanjang sejarah, yakni 8,47 persen. Meski demikian, jumlah penduduk miskin masih mencapai 23,9 juta orang.“Tingkat kemiskinan juga pertama kali turun di bawah 9 persen yaitu 8,47 persen, meskipun headcount-nya ada di angka 23,85 juta, jumlah penduduk miskin kita juga turun dari 25,22 juta ke 23,9 juta orang,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Senayan, Jakarta, Jumat (22/8).Bendahara Negara juga menyoroti perbaikan di sektor ketenagakerjaan. Pada 2025, tercatat pembukaan lapangan kerja mencapai 3,59 juta, meningkat tipis dari 2024 yang sebanyak 3,55 juta.Sementara tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 4,76 persen, setara dengan 7,3 juta orang, dari sebelumnya 7,2 juta orang atau 4,82 persen pada tahun 2024.