Kantor pusat Microsoft. (Unsplash-Praswin Prakashan)JAKARTA - Kepolisian menangkap tujuh orang pegawai Microsoft yang melakukan aksi demonstrasi menentang perusahaannya menjalin hubungan dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) selama invasi militer di Gaza. Mengutip AP, Rabu 27 Agustus, kelompok demonstran dalam pernyataannya menyebutkan, mereka yang ditangkap pada Selasa 26 Agustus adalah karyawan dan mantan pegawai Microsoft Demonstrasi ini bertajuk 'No Azure for Apartheid'. Azure diketahui platform komputasi cloud primary Microsoft. Azure disebut dalam surat kabar Inggris digunakan Israel untuk memfasilitasi serangan terhadap target-target Palestina. Sementara tuntutan lain demonstrasi ini digelar yaitu Microsoft harus memutuskan hubungan dengan Israel dan membayar ganti rugi kepada warga Palestina. Untuk itu massa yang berasal dari karyawan dan eks pegawai Microsoft menduduki kantor Presiden Microsoft, Brad Smith, menolak kerja sama perusahaannya dengan Israel yang aktif menyerang Gaza. Para demonstran terlihat berkumpul bersama di kantor Presiden Microsoft dan melakukan siaran langsung lewat Twitch saat petugas bergerak untuk menangkap mereka. Video tersebut juga memperlihatkan sekelompok demonstran lain berkumpul di luar lokasi aksi. Dalam jumpa pers Selasa sore, Smith mengatakan dua dari para demonstran yang ditangkap adalah karyawan Microsoft. Sementara 18 pendemo lain diamankan dari demonstrasi mengangkat isu sama yang berlangsung di salah satu plaza kantor perusahaan Microsoft pada pekan lalu. Demonstrasi ini telah berlangsung selama bulan-bulan. Pada bulan Mei, Microsoft bahkan memecat seorang karyawan yang menyela pidato CEO Microsoft Satya Nadella, menyinggung isu ini. Disusul bulan April 2025, pemecatan dua karyawan lain yang menyerukan isu ini saat perayaan ulang tahun ke-50 perusahaan.