Pengungsi di Jalur Gaza. (Twitter/@UNLazzarini)JAKARTA - Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan butuh keberanian untuk menyelesaikan konflik dan mengakhiri pendudukan, saat situasi di sana terus memburuk ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.Berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB Hari Rabu, Wakil Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Ramiz Alakbarov, mengatakan, "Hari ini dunia menyaksikan dengan ngeri situasi di Wilayah Palestina yang Diduduki terus memburuk ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah."Setelah lebih dari dua puluh dua bulan permusuhan, Gaza semakin terpuruk dalam bencana, ditandai dengan meningkatnya korban sipil, pengungsian massal dan kini kelaparan, kata Alakbarov."Pesan dari komunitas internasional jelas: Solusi Dua Negara tetap menjadi satu-satunya jalan yang layak menuju penyelesaian konflik Israel-Palestina yang adil dan langgeng," ujarnya, tegasnya dikutip dari WAFA 28 Agustus.Menekankan perlunya gencatan senjata di Gaza dan pembebasan semua sandera, ia mengatakan kepada Dewan Keamanan pada Hari Rabu, "Yang dibutuhkan sekarang adalah tindakan berani untuk menyelesaikan konflik, mengakhiri pendudukan, dan membangun kembali cakrawala politik."Ia menggarisbawahi situasi mengerikan di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, yang ditekankannya "terus memburuk secara berbahaya" dan "wilayah yang dibayangkan untuk Negara Palestina di masa depan semakin menyusut, sementara realitas Satu Negara yang terdiri dari pendudukan ilegal dan kekerasan terus-menerus justru semakin meningkat.""Ekspansi permukiman yang terus-menerus, pembongkaran, dan meningkatnya kekerasan terus menggerogoti prospek perdamaian," ungkapnya."Pilihannya sangat jelas: melanjutkan jalur konflik yang terus-menerus saat ini, memperkuat pendudukan — atau berkomitmen kembali pada proses politik yang akan menyelesaikan konflik, mengakhiri pendudukan, dan mewujudkan solusi Dua Negara," tandasnya.Dalam kesempatan ini ia juga melaporkan, serangan militer Israel telah meningkat di seluruh Jalur Gaza, menghantam tenda-tenda yang menampung para pengungsi, sekolah, rumah sakit dan bangunan tempat tinggal."Pada kunjungan saya baru-baru ini ke Gaza, saya tercengang melihat skala kehancuran dan penderitaan. Saya bertemu dengan para pekerja kemanusiaan yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengirimkan bantuan, sementara mereka sendiri hidup dalam kondisi yang tak tertahankan," ungkapnya."Mengakhiri kelaparan adalah berpacu dengan waktu. Hal ini membutuhkan peningkatan dramatis dalam kuantitas dan kualitas makanan yang masuk ke Gaza. Hal ini juga membutuhkan pemulihan sistem dasar – seperti air dan sanitasi, layanan kesehatan, dan produksi pangan – semua yang dibutuhkan untuk menopang kehidupan manusia," tandasnya.Ditambahkannya, lebih dari 32.000 penduduk di tiga kamp pengungsi di Tepi Barat masih mengungsi akibat operasi militer Israel yang sedang berlangsung."Mereka harus dapat kembali ke rumah mereka, dan layanan, termasuk layanan UNRWA, harus dipulihkan," tegas Alakbarov.