Tekanan Ekonomi Global Picu Penurunan Harga Komoditas Batu Bara-CPO, Pemerintah Perlu Fokus Diversifikasi Ekspor

Wait 5 sec.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro. (Foto: ANTARA)JAKARTA - Ketidakpastian ekonomi global, termasuk perlambatan ekonomi China dan kebijakan kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS), telah memberikan tekanan terhadap beberapa komoditas utama Indonesia seperti batu bara dan crude palm oil (CPO). Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, harga batu bara di pasar global menurun hingga mencapai 110 dolar AS per ton, atau turun sekitar 11,7 persen. Selain itu, harga CPO juga melemah sebesar 3 persen menjadi 1.053 dolar AS per metrik ton. Menurut Andry, situasi ini berdampak langsung pada potensi ekspor Indonesia, khususnya di wilayah penghasil seperti Sumatera dan Kalimantan yang sangat bergantung pada kinerja komoditas tersebut. Meski demikian, Andry menekankan, masih terdapat peluang ekspor di sektor komoditas lain seperti kopi, coklat, dan kelapa yang memiliki prospek pertumbuhan ekspor yang menjanjikan ke depan. “Kita tetap melihat bahwa ada peluang ekspor, komoditas yang selain dari batu bara dan CPO, di mana kalau kita lihat tren harga dan juga permintaannya juga cukup tinggi, misalnya di kopi, di coklat, kelapa,” ujarnya dalam acara Mandiri Macro and Market Brief Kuartal III 2025 Indonesia Economic Outlook, Kamis, 28 Agustus. Dia menambahkan, permintaan terhadap ketiga komoditas tersebut diperkirakan akan bertahan dalam jangka panjang.Menurutnya, hal ini didorong oleh kebutuhan dari negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan populasi besar, yang menjadi pasar utama bagi komoditas tersebut.“Saya rasa ini adalah hal-hal yang kemudian akan bisa mendorong atau membantu neraca perdagangan kita terutama dari sisi ekspor, karena ini demand-nya cukup tinggi,” pungkasnya.