Vale Indonesia Buka Suara Kebocoran Pipa yang Sebabkan 30 Ha Sawah Gagal Panen

Wait 5 sec.

Limbah minyak milik tambang nikel PT Vale Indonesia yang mengalami kebocoran mencemari lahan pertanian warga di Desa Asuli, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Minggu (24/8/2025). Foto: Dok. IstimewaPT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) merespons insiden kebocoran pipa minyak di Kecamatan Towuti, Luwu Timur. Sumber kebocoran telah diidentifikasi, diisolasi, dan hingga saat ini seluruh tim teknis bekerja untuk menghentikan penyebaran aliran minyak sebagai prioritas utama.Presiden Direktur PT Vale, Bernardus Irmanto, yang hadir langsung di lokasi, menekankan perusahaan menempatkan keselamatan masyarakat dan pemulihan lingkungan di atas segalanya.“Kami memahami betapa berat situasi ini bagi masyarakat Towuti. Doa dan dukungan semua pihak sangat berarti bagi kami. Fokus utama kami adalah menghentikan penyebaran aliran minyak, dan kami bekerja bersama pemerintah daerah serta seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan langkah penanganan berjalan dengan cepat dan tepat,” ujarnya dalam keterangan resminya, Selasa (26/8).PT Vale menyadari sepenuhnya bahwa masyarakat berhak mengetahui perkembangan penanganan yang sedang dilakukan. Karena itu, perusahaan membuka akses informasi secara berkala melalui posko pengaduan dan kanal resmi, serta menyusun laporan harian bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Timur untuk memastikan akuntabilitas publik.Perusahaan juga terus berkoordinasi erat dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Kecamatan Towuti, BPBD, DLH, aparat kepolisian, TNI, serta seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk menerima kunjungan Inspektur Tambang dan tim dari Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen Gakkum KLHK) sebagai bentuk keterbukaan dan transparansi.Di tengah penanganan darurat, PT Vale juga menaruh perhatian pada masyarakat terdampak. Perusahaan menyediakan dukungan logistik dan layanan kesehatan, serta melibatkan warga setempat dalam upaya penanganan untuk memastikan solidaritas dan kebermanfaatan ekonomi tetap terjaga. Posko pengaduan dan informasi resmi telah dibuka di Kantor Camat Towuti sebagai ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan kebutuhan maupun mendapatkan informasi langsung dari tim.Limbah minyak milik tambang nikel PT Vale Indonesia yang mengalami kebocoran mencemari lahan pertanian warga di Desa Asuli, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Minggu (24/8/2025). Foto: Dok. IstimewaSelain fokus menghentikan penyebaran aliran minyak, PT Vale berkomitmen penuh untuk bertanggung jawab dalam melakukan pemulihan lingkungan secara menyeluruh dan menanggulangi dampak sosial yang ditimbulkan. Upaya pemulihan ini akan dilakukan secara bertahap, mencakup rehabilitasi ekosistem di area terdampak, dukungan sosial-ekonomi bagi masyarakat, serta evaluasi dan penguatan sistem keamanan pipa agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Semua proses pemulihan akan dilakukan dalam koordinasi yang erat dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dan pihak-pihak terkait, dengan prinsip transparansi serta akuntabilitas publik.“Kami menyadari bahwa masih ada banyak pertanyaan yang belum dapat dijawab sepenuhnya saat ini. Namun, kami berkomitmen untuk menyampaikan perkembangan secara terbuka dan tepat waktu. Semua langkah kami akan berfokus pada keselamatan warga, pemulihan lingkungan, dan keberlanjutan kehidupan masyarakat Towuti,” kata Head of External Relations PT Vale, Endra Kusuma.Bupati Lutim soal Pipa Limbah PT Vale Bocor: 30 Hektare Sawah Gagal PanenBupati Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Irwan Bachri Syam angkat bicara terkait kebocoran pipa limbah minyak milik PT Vale Indonesia di Desa Asuli, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.Menurutnya, kebocoran limbah perusahaan tersebut membuat masyarakat merugi. Dari data yang diterimanya, puluhan hektare area persawahan diperkirakan akan gagal panen“Kalau gagal panen, itu sudah pasti gagal panen. Karena itu sudah tercemari dengan minyak,” kata Irwan kepada Kumparan, Senin (25/8).Ia menjelaskan, kebocoran pipa minyak terjadi pada Sabtu (23/8) pagi. Peristiwa itu, mengagetkan masyarakat, lantaran limbah minyak mengalir di saluran irigasi pengairan persawahan masyarakat sekitar.Pemkab Lutim langsung membentuk tim bersama pihak perusahaan PT Vale untuk mencari tahu penyebab kebocoran hingga mengidentifikasi dampak kebocoran pipa limbah minyak tersebut.“Memang kalau berdasarkan laporan dari tim yang sudah saya bentuk, itu hampir kurang lebih 30 hektare area persawahan yang terdampak. Itu baik sawah, empang atau hal-hal yang memang menjadi pendapatan masyarakat di sana,” sebutnya“Dari 30 hektare itu, sementara hanya satu desa. Tapi, karena sudah berlangsung dua hari ini, namanya juga air terus mengalir, sehingga kembali terdampak sebanyak dua desa. Jadi, total ada tiga desa,” sambung dia.Jumlah desa terdampak atau luas wilayah terdampak, kata Irwan, kemungkinan besar masih akan bertambah. Sebab, minyak dari limbah tambang nikel itu masih mengalir di saluran irigasi.PT Vale Indonesia Diminta Bayar Ganti RugiBupati Lutim mengaku tengah membuka dua posko penanganan pipa limbah minyak bocor. Satu di antaranya, merupakan posko pengaduan masyarakat yang terdampak.“Kami buat dua posko, pertama itu di lokasi dan kedua posko pengaduan di kantor camat. Kita buka pengaduan apabila ada masyarakat yang merasa jadi korban atau terdampak. Silakan melapor di posko,” kata dia.Bagi warga terdampak, akan mendapatkan kompensasi dari pihak perusahaan. Sebab, perusahaan juga menyadari bahwa insiden ini sangat merugikan masyarakat.“Dan kalau ganti rugi kepada masyarakat itu sudah pasti ada. Saya sudah berkomunikasi dengan pihak perusahaan PT Vale, mereka sangat bersedia untuk memberikan ganti rugi kepada masyarakat. Karena mereka juga mengakui bahwa musibah ini sangat merugikan masyarakat,” ucapnyaKendati demikian, belum diketahui jumlah kompensasi tersebut. Pihak perusahaan dan pemerintah masih melakukan investigasi.“Jadi nanti dihitung berapa kerugian masyarakat dan perusahaan siap ganti rugi bagi masyarakat terdampak,” ujar dia.