Merasa Bosan dalam Pernikahan? Coba Refleksikan Diri Bersama Pasangan, Moms!

Wait 5 sec.

Merasa Bosan dalam Pernikahan? Coba Refleksikan Diri Bersama Pasangan, Moms! Foto: Anutr Yossundara/shutterstockPerjalanan pernikahan bagi setiap pasangan tidaklah mudah. Dan ada kalanya kebosanan melanda hingga membuat tingkat kepuasan hubungan menjadi menurun. Pernahkah Anda menghadapi situasi ini, Moms?Sebuah studi yang dipublikasikan di International Journal of Psychology (2023) mengungkapkan, tingkat kepuasan hubungan yang lebih rendah dikaitkan dengan peningkatan frustrasi, interaksi negatif, hingga suasana hati menurun. Hal ini juga dapat berdampak pada kesejahteraan individu serta hubungan dengan pasangan. Dampak paling buruknya, perselingkuhan dan perceraian terjadi.Coba Refleksikan Diri Bersama Pasangan dengan Jawab Bersama Pertanyaan-pertanyaan Ini!Tentunya, Anda tidak ingin kebosanan mengikis keintiman pernikahan kalian, kan?Dalam menghadapi situasi kebosanan ini, kedua belah pihak perlu bersama-sama merefleksikan diri. Misalnya, coba ajak suami Anda untuk mencari jawaban dari beberapa pertanyaan ini:1. Apakah Rutinitas yang Dilakukan Begitu-gitu Saja?Forbes melansir, sebuah studi tahun 2010 menemukan bahwa kebosanan dalam hubungan pernikahan karena adanya kebutuhan psikologis, yaitu hal-hal baru dan variasi rutinitas.Studi lain tahun 2020 juga menyoroti tingkat ekspansi diri yang lebih rendah dan kaitannya dengan kepuasan hubungan. Ekspansi diri ini mengacu pada kecenderungan untuk mencari pengalaman dan peluang baru untuk sama-sama mengembangkan dan memperkaya jati diri mereka.Dengan hubungan romantis, maka sangat memungkinkan masing-masing individu untuk belajar, beradaptasi, dan saling memengaruhi pasangan. Namun, jika Anda merasa rutinitas yang monoton bersama pasangan, maka kemungkinan untuk memiliki hubungan yang semakin berkembang akan lebih kecil.Pada penelitian berjudul On the Function of Boredom yang dikeluarkan Texas A&M University (2013), kebosanan dalam hubungan berumah tangga juga memiliki sisi positif, kok! Ketika pasangan akhirnya melakukan hal-hal baru bersama, maka bisa menyalakan kembali 'percikan asmara', yang juga bisa menjadi peluang pengembangan diri baru.Ilustrasi perempuan berkata jujur kepada pasangannya. Foto: Chay_Tee/Shutterstock2. Apakah Kita Selalu Menghindari Masalah?Namanya berumah tangga, maka perjalanannya tidak akan selalu berjalan mulus, Moms. Bila kalian merupakan tipe pasangan yang cenderung menghindari konflik karena berusaha menjaga keintiman, maka dampaknya justru akan menimbulkan lebih banyak masalah!Bisa jadi, akan lebih banyak masalah terjadi dan menyebabkan Anda tidak bisa mengatasi stres dengan baik. Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan individu maupun hubungan, karena sering kali perasaan ini muncul akibat rasa takut terhadap penolakan atau pengabaian oleh pasangan.Maka dari itu, bila ada masalah yang terjadi, bicarakan dan carilah solusi bersama. Menunda penyelesaian masalah untuk menghindari ketidakpuasan tidak akan berhasil.3. Apakah Kita Sering Menganggap Remeh Pasangan?Coba diingat-ingat, apakah sejak awal pernikahan kita pernah menetapkan standar atau ekspektasi terhadap pasangan? Misalnya, dalam hal finansial, tanggung jawab rumah tangga, atau pola asuh anak? Atau pernahkah Anda yang justru selalu dikritik dan diremehkan pasangan ketika mengungkapkan keinginan atau pendapat?Kadang kita lupa menghargai pasangan karena hubungan terasa monoton. Padahal, mengubah pola pikir dari “harus memperbaiki hubungan” menjadi “bersyukur bisa bersama” bisa bikin hubungan terasa lebih hangat. Hal sederhana seperti mendengarkan kebutuhan dan emosi pasangan juga penting supaya sama-sama merasa dihargai.Bagaimana caranya? Mungkin Anda bisa mencoba memulainya dari berbagi momen positif, merayakan pencapaian kecil, atau merencanakan kegiatan seru seperti kencan atau liburan. Bukan berarti jadi kaku, tapi justru bikin ruang lebih nyaman untuk menikmati kebersamaan dan menumbuhkan kembali rasa sayang yang mungkin sempat redup.