Desain pembangunan Flyover Sitinjau Lauik di Kota Padang, Sumatera Barat. (Foto: Dok. Hutama Karya)JAKARTA - PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL) yang dibentuk oleh Konsorsium PT Hutama Karya (Persero) dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) menyebut, konstruksi jembatan layang atau Flyover Sitinjau Lauik di Lubuk Paraku, Kota Padang, Sumatera Barat, akan dimulai dalam waktu dekat. Direktur PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik Michael A.P. Rumenser mengatakan, saat ini rencana konstruksi flyover itu masih dalam tahap persiapan. Pasalnya, kata Michael, konstruksi itu belum bisa dimulai lantaran masih adanya permasalahan lahan di kawasan yang menjadi tempat dibangunnya Flyover Sitinjau Lauik. "Target penyelesaian seluruh permasalahan lahan di kawasan Flyover Sitinjau Lauik pada Oktober 2025. (Setelah) Tahap persiapan selesai pada Oktober 2025, (kemudian) dilanjutkan ke proses konstruksi," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 26 Agustus. Menurut Michael, pembangunan flyover saat ini masih dalam tahap persiapan awal. Artinya, belum sampai ke tahap konstruksi sepenuhnya. Beberapa pekerjaan yang sedang dilakukan, antara lain perbaikan jalan sudah ada, pembebasan tanah untuk proyek, penyelesaian gambar desain dan pembangunan kantor sementara di lokasi proyek. "Kami juga sudah mulai melakukan uji coba pembuatan fondasi untuk jembatan 3 dan 4. Ini adalah langkah penting di awal proyek untuk memastikan bangunan flyover nantinya kuat dan pembangunan berjalan lancar," ucap Michael. Dia menambahkan, lantaran sebagian pekerjaan konstruksi dilakukan pada wilayah umum, maka selama masa konstruksi, rekayasa lalu lintas juga akan diatur secara optimal agar tidak menimbulkan kepadatan di jalur eksisting selama masa konstruksi. "Sebelum dimulai pekerjaan, sosialisasi melalui beberapa media akan kami gencarkan, sehingga kami mengimbau agar pengguna jalan dapat berhati-hati saat melalui Sitinjau Lauik selama masa pekerjaan," tuturnya. Menurut Michael, alasan dibangunnya Flyover Sitinjau Lauik dikarenakan sering terjadi kecelakaan di kawasan tersebut. Karena itu, dia berharap, adanya pembangunan flyover itu bisa mengurangi atau menghilangkan potensi kecelakaan sekaligus memperlancar arus lalu lintas. "Flyover Sitinjau Lauik I dibangun untuk mengatasi kecelakaan yang sering terjadi di jalan ini. Diharapkan, proyek ini dapat membuat perjalanan lebih aman dan lancar serta membantu perekonomian daerah," pungkasnya.Untuk diketahui, proyek Flyover Sitinjau Lauik I menelan biaya investasi sebesar Rp 2,793 triliun dengan masa konsesi 12,5 tahun, terbagi menjadi 2,5 tahun masa konstruksi (termasuk persiapan) dan 10 tahun masa layanan.Flyover itu memiliki panjang sekitar 2,78 kilometer, yang mana terdapat empat jembatan.Dengan komposisi kepemilikan Hutama Karya sebesar 55 persen dan PT Hutama Karya Infrastruktur sebesar 45 persen, HPSL berkomitmen menerapkan standar keunggulan dalam seluruh aspek proyek, mulai dari perencanaan, konstruksi hingga operasional.